Sunday, October 7, 2007

Buka bersama yang seru di rumah Kiki

Rumah di pinggiran Kalimalang itu belum juga berubah. Kalo gue perhatikan, gaya arsitekturnya nyaris gak beda seperti yang gue lihat sekitar tahun 80-an. Mulai dari pagar, tembok, atap, kusen, dan teralis tetap dipertahankan seorisinal mungkin oleh sang pemilik yang bertubuh gendut rupawan. Barangkali yang berubah hanya kadar suara lalu lintas di depan rumah itu. Yang beberapa tahun lalu gak begitu bising, kini boleh jadi diperkirakan tiap satu detik dilewati beberapa kendaraan bermotor. Maklum, tiap hari jumlah kendaraan semakin banyak.

Memasuki ruang tamu, mulai ada sedikit perubahan. Ruang serasa lega bak lapangan futsal. Begitu pun melihat ruang-ruang lain. Hanya ada beberapa lemari yang dibiarkan mojok di dinding tembok, dan beberapa pajangan yang masih dibiarkan menempel di tembok warna krem itu. Sebuah jam dinding, yang semenjak gue masuk ke ruang tamu, jarum panjangnya selalu menujuk ke angka duabelas dan jarum pendeknya menunjuk ke arah tujuh. Yang paling mengesankan buat gue, sang pemilik rumah ini adalah sebuah kipas angin. Selain merek Nasional dengan logo lama, kipas angin itu masih nampak berfungsi dengan baik.

Itulah gambaran rumah Kiki. Teman kita yang berpostur aduhai bin ajaib ini memang masih tinggal di rumahnya yang sudah ia tempati sejak belum lahir. Sebuah rumah dinas milik ortunya seluas 500 m2 ini kini kabarnya tinggal dihuni dua orang saja: Kiki dan kelompotannya. Eh, nggak ding! Kiki dan kakaknya. Nah, kebayang dong kalo rumahnya jadi terasa luas? (Tapi kalo yang nempatin Kiki yang punya tubuh gede menjulang kayaknya sama aja kali ya? He3X). Jadi bukan tanpa alasan panitia memilih rumah yang belakangan diketahui akan dijual seharga dua miliar ini, menjadi tempat acara buka puasa bersama alias bukber, yang diadakan teman-teman YPK pada tanggal 30 September kemarin.

Sore itu sudah hadir Ipank, Handry, Riri, Upik, Mpet, Dewi Arimbi, Arief, Meta, Anto, Tommy Ijam, Ade, Dady, Andre Yunas, Fitri “Sang Kordinator Bukber” yang datang dengan suaminya, dan tentu saja Kiki sebagai pemilik sah rumah di Kalimalang ini. Bertepatan bedug magrib, muncul alumni yang gak diduga-duga: Oriza Sativa alias Tiva. Cewek yang namanya sempat didedikasikan pada sebuah lagu: “pukul Tifa toto buang” ini, datang bersama anaknya yang (busyet!) udah gede banget! Sebelum Tiva, datang pula mantan anggota Brigade OSIS favorit: Retno berserta anaknya.

“Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ ala rizqika afthartu. Birahmatika ya arhamarrahimin...”

Teh manis hangat yang disajikan di gelas plastik transparan itu seketika ludes blas. Maklumlah, kerongkongan yang sejak fajar hingga matahari terbenam kering, harus segera dibasahi dengan yang hangat-hangat. Selain teh hangat, di atas meja berukuran 40 X 40 cm itu tersedia pula es cendol. Sementara itu di meja ada tiga jenis kue sebagai pengganjal sebelum makan besar. Ada pastel isi telur puyuh, lemper, dan tahu. Buat yang gak biasa makan kue, panitia juga menyediakan kurma.

Kalo gue liat teman-teman yang lagi buka puasa, wih rasanya nikmaaaat banget. Setiap teguk air teh dirasakan. “Glukglukgluk!” Setiap gigitan kue dinikmati benar. Setiap biji kurma yang dikunyah, selalu ditelan...eit salah! Pokoknya, nikmat banget! Subhanallah! Tapi ya memang begitulah kondisinya. Kata orang, gak ada moment senikmat orang yang sedang berbuka puasa. Eit, tapi jangan kenyang-kenyang dulu, Bung! Karena bentar lagi kita sholah magrib berjamaah, lho! Yap! Sholat berjamaah, itulah agenda bukber berikutnya. Bukan mo ceramah, tapi cuma mo ngasih tahu aja friends, puasa kalo gak dibarengin sama sholat percuma. So, teman-teman kita pun sholat berjamaah.

Seperti biasa, al ustad Dady didaulat jadi Imam sholat magrib. Dady terpilih secara aklamasi, bukan karena ambisi pribadi. Terpilihnya pria berwajah sendu ini jadi Imam, tentu bukan tanpa alasan. Beberapa faktor memenuhi kriteria buat jadi Imam. Selain fasih membaca Al-Quran, hafal banyak ayat suci, faktor lain yang paling dominan adalah jenggot. Kebetulan di antara teman-teman YPK, gak ada yang punya jenggot sepanjang Dady. Kebetulannya lagi jenggot Dady asli.

Selesai sholat, tibalah acara makan. Di maja makan, sudah tersedia nasi bogana. Mungkin ada yang belum pernah tahu atau kenal apa pula nasi bogana itu. Bagi yang sudah tahu jangan berisik ya. Kalo gue perhatiin, nasi yang dibungkus dengan daun pisang ini, mirip gudeg. Rasanya manis-manis rindu gitu deh. Tiap-tiap bungkusnya ada berbagai jenis. Ada nasi yang pakai ayam suwir-suwir plus sedikit sayur. Ada pula yang pakai telor. Dan ada yang pakai udang.

“Kalo yang pake ayam yang mana?” tanya Retno pada Ade Riana.

Kebetulan anaknya Retno mau makan nasi bogana dengan lauk ayam. Tentu bukan ayam hidup lah yau. Nah, karena semua nasi tertutup daun pisang, jadinya untuk mendapatkan nasi dengan lauk sesuai keinginan, untung-untungan juga. Gak ada teman kita yang mau spekulasi menjawab mana yang pakai ayam, maka yang pake telor. Sticker bertuliskan Nasi Bali atau Nasi Udang yang ditempel di daun pisang, gak ngejamin isi lauknya sesuai. Gue jadi curiga, jangan-jangan yang ngasih sticker salah tempel, nih. Walhasil, Retno selalu mendapat nasi yang gak ada ayamnya. Karena gak sesuai, nasi bogana yang gak sesuai itu diberikan pada teman-teman lain. Mereka jadi tumbal. Untung yang jadi tumbal biasa makan apa aja (bukan binatang jenis omnivora, lho).

Selain ayam bogana, di meja makan juga terdapat dua loyang makanan ala Italia, salah satunya Lasagna. Ipank rupanya lebih suka makan Lasagna buat ngebuka makan berat malam itu, ketimbang nasi bogana. Boleh jadi hal ini latarbelakang Ketua YPK kita ini yang dulu sempat tinggal lama di Italia bareng Papa Ron’s.

Kelar sholat tarawih dan witir berjamaah, agenda bukber selanjutnya mendengarkan siraman rohani alias ceramah. Malam itu, ustad yang hadir adalah Ustad Hasan Daleel. Sekedar ngasih info latar belakang sang Ustad, konon Ustad Daleel kenal Pak Arief Rahman. Tahu dong nama satu ini? Mantan Kepala Sekolah kita tercinta yang kini sibuk di Sekolah Diponegoro yang ada di jalan Sunan Giri. Nah, karena kenal, Ustad ini sering diundang Pak Arief buat ceramah di Labs School sekitar tahun 90-an. Ustad juga sempat mengisi acara-acara ceramah Islam di televisi. Kebetulan sih gue belum pernah liat, gak tahu teman-teman dah pernah liat?

“Bangsa kita ini mayoritas Islam,” jelas Ustad. “Namun sayang, pada saat melakukan tindakan di jalan Allah, umat Islam justru jadi minoritas,” lanjut Ustad Daleel yang malam itu mengenakan baju koko warna hitam.
Ceramah Ustad malam itu banyak berkisar soal pribadi kaum muslim. Kata Ustad yang tinggal di Lenteng Agung ini, kebanyakan kaum muslim ngerjain sholat cuma buat masuk sorga. Prinsip itu memang gak salah. Tapi ada tingkatan yang luar biasa yang kudu dilakukan kaum muslim, yakni ngamalin sholat dalam kehidupan sehari-hari. Maksudnya, kalo saja amalan sholat sudah merasuk ke dalam sanubari mayoritas muslim, bukan gak mungkin bangsa Indonesia bisa lepas dari predikat negara terkorup di dunia. Lho emang Indonesia disebut negara terkorup ya? Hehehe...becanda! Tuh dengerin tuh!

Selain Ustad ceramah, ada dua teman kita yang tanya-tanya: Mpet dan Peppy. Padahal Ustad sudah kebelet buat pergi lagi, karena ada undangan lain. Untung Ustad sabar ngejawab pertanyaan Mpet dan Peppy.

“Memang banyak Ustad yang sebenarnya ustad-usatadan,” terang Ustad Hasan. Maksudnya, secara fisik banyak orang yang fasih berbicara bahasa Al-Quran, hafal ayat-ayat suci, langsung mengaku dirinya ustad. Padahal kelakuannya, mohon maaf, jauh dari wujud ustad sesungguhnya. Memang sih kita gak boleh su’udzan atau berburuk sangka. Tapi realitanya memang banyak ustad perlu mendapatkan bimbingan agar jadi the real ustad.

Di tengah-tengah ceramah, ada dua teman kita yang muncul lagi. Mereka adalah artis terkenal era 70-an: Lisa dan Yoli. Maaf, bukan artis 70-an ding, tapi 50-an (lho! Kok malah makin tua ya?). Maaf lho, cuma becanda. Kehadiran Lisa dan Yoli memang cukup menyenangkan. Pasalnya, mereka jarang-jarang hadir di acara kumpul-kumpul YPK seperti bukber ini. Gak heran mereka segera diberi kalungan bunga oleh teman-teman. Tapi sayang, kalungan bunga gak ada, yang ada kalungan celurit..He3X.

Agenda terakhir bukber kali ini adalah ramah tamah. Di momen ini, Ipank selaku Ketua YPK melaporkan soal next program yang akan sudah diagendakan, yakni Halal bi Halal dan (lagi-lagi) donor darah.

Soal Halal bi Halal, teman-teman setuju diadakan lagi di rumah Kiki. Bahkan tahun baru pun teman-teman sepakat di rumah Kiki. Tahu dong alasan kenapa rumah Kiki jadi incaran teman-teman. Pertama, Kiki orangnya ramah dan tidak sombong...eh salah, maksudnya karena rumah Kiki luas. Konon, rumah ini bisa dihadiri sampai 100 ribu orang. Lima puluh orang di dalam rumah, sisanya di luar rumah.

“Mudah-mudahan sih rumah gue udah terjual sebelum Halal bi Halal,” kata Kiki seraya memanjatkan doa. Sebaliknya teman-teman justru mendoakan rumahnya jangan sampai terjual dulu. At least sampai tahun baru lah. Kalo perlu, baru terjual sampai tahun baru 2010! Walah! Sekarang tinggal kuat-kuatan doa siapa yang terkabul aja, deh..he3X. Menurut ilmu yang gue baca, doa orang yang tertindas justru malah dikabulkan Allah. Nah, siapakah orang yang tertindas itu? Apakah Kiki? Atau teman-teman kita? Ayo! Segera kirim jawaban kamu di sehelai kartu pos sebanyak-banyaknya. Hadiahnya...ade deh!

Malam itu, Ipank juga ngumumin secara informal Kordinator program donor darah. Gak lain gak bukan adalah Meta. Selamat ya, Met! Kita-kita pasti dukung elo deh. Rencananya, program YPK ini Insya Allah bakal diadakan bulan Desember 2007. Jadi, masih ada kesempatan mengisi darah di tubuh teman-teman buat nanti disumbangkan.

Kelar ngomong, Ipank membuka forum tanya jawab maupun brainstorming. Ya, kali-kali aja ada usulan. Dan benar kan, ada berbagai usulan yang dilontarkan teman-teman YPK. Salah satu usulan datang dari Handry. Menurut pria keriting yang kini berkepala setengah plontos ini, YPK kalo bisa bikin perpustakaan. Perpustakaan yang dimaksud, didirikan di sebuah tempat yang dekat dengan aktivitas sosial, entah itu sekolah atau institusi sosial lain.

“Yang penting tempat itu harus pemanen,” kata Handry. “Jangan sampe udah didirikan perpustakaan, eh sekolah atau tempatnya digusur,” lanjut Handry, yang langsung menyangupi jadi Project Officer program perpustakaan YPK ini.

Usulan Handry mendapat respon luar biasa dari rekan-rekan. Sebagai langkah awal, Anto dan Mpet ditugasi mencari tempat yang bisa dijadikan perpustakaan tersebut. Gak tahu kenapa Anto dan Mpet yang ditunjuk buat nyari tempat. Mungkin wajah dua orang ini mirip perpustakaan, maksudnya meja dan bangku perpus.

“Kalo perlu kita sewa tempat dan hire orang buat jagain perpustakaan itu,” tambah Handry sambil menggulirkan senyum, sehingga giginya yang putih terlihat jelas (Untung gak ada cabe nempel, Ndri).

Nah, bagi rekan-rekan yang juga punya usulan tempat. Boleh dong, kasih tahu dimana keberadaannya. Kami juga sangat merindukan info ini. Kalo memang ada, jangan sungkan-sungkan kontak Anto atau Mpet ya di nomor 021-92871546. Insya Allah, amal bakti rekan-rekan diterima di sisi Tuhan. Amin! (*)

Tuesday, October 2, 2007

Gabung ke facebook.....

Temans....
Coba klik facebook.com
Seru banget, bukan cuma kayak friendster yang cuma friendship network aja, tapi jauh lebiiiiih asiiik. Banyak fitur2 yang aneh bin ajaib dan ngga ngebosenin....
Blog labs88 juga bisa dilink kesana...



Gue, Thaya, Riri, Anna, Inno sudah ikutan (Mungkin udah ada juga temen2 lainnya, cuma gue belom tahu aja kayaknya....)

Kalau temen2 mau join, pasti lebih ok lagi....
Ditunggu, salam manisss...mmmmmuuuuaaaaahhhh!

Ulang tahun sang sutradara

Tanpa mengecilkan arti dari teman-teman yang lain, tak bisa kita pungkiri sahabat kita yang satu ini memang tergolong populer mulai sejak kedatangannya waktu kelas 4 SD dulu. Pada awalnya dia masih dipanggil dengan nama aslinya, tapi begitu masuk SMP, Jibay adalah nama baptisnya. Entah siapa yang memulai, yang jelas nama itu jadi panggilan kita buat anak yang waktu SMP berambut pirang bukan karena di cat tapi karena kepanasan main sepeda dan layangan dari rumahnya di Tanjung Priok.

Masuk SMP, kepopularitasannya semakin naik karena dia memiliki kebisaan yang hebat, main drum! Mungkin juga karena kebisaannya itu, plus karena memiliki seorang kakak yang waktu itu sudah SMA di Lab School juga, maka anak itu dikenal dimana-mana. Waktu SMP ini gue mulai sekelas sama dia. Ngga' cuma sekelas, tapi juga sebangku, satu gank, teman nongkrong, bolos, nonton BF, sampe maen band bareng sampai aneka atraksi khas anak baru puber yang sering kita lakukan dulu. Gue inget, salah satu hobby kita waktu SMP itu adalah main sepeda..., bayangin aja, dari Rawamangun sampae ke Ancol naik sepeda...santai dan seneng-seneng aja tuh...coba kalo sekarang, naik sepeda dari jalan Pemuda ke Ancol?....hehehe...capppeee deeh!


Selain itu, salah satu hal yang khas dari anak ini adalah....setiap kali kita berkunjung ke rumahnya selalu bertemu dengan ayah, ibu atau anggota saudaranya yang banyak itu berbicara dengan logat Makassar. Entah kenapa, begitu kita dengar logatnya, kita pun suka terbawa-bawa. Bahkan sampai sekarang pun kita sudah tua begini, setiap ketemuan pasti ujung-ujungnya kita ngomong pakai logat Makassar...hehehe...

Masuk SMA, gue masih sekelas dan sebangku. Belum lagi karena kita masuk OSIS bareng jadi anak buahnya Boss Eri Mulyo. Main band bareng sih masih, walaupun sempat kita pisah band gara-gara teman kita satu ini sempat putus hubungan asmaranya dengan sang gitaris cewek teman kita juga...hehehe...Walaupun kita semua tahu akhirnya sang pemain gitar itu pula yang kemudian dipinangnya dan hidup bahagia sampai sekarang.

Lulus SMA, masuk IKJ dan jadi sutradara terkenal sampai sekarang ini juga membuktikan bahwa memang dia punya bakat ngetop sejak kecil. walaupun mungkin kalah ngetop sama Ateng atau Djojon, tapi kalau disebut nama Riri Riza saat ini, siapa tak kenal dia? (Kayak lirik lagu Mas Boy aja nih...."Siapa tak kenaaaal diaaa??")

2 Oktober ini adalah hari bahagia buat M.Rivai Riza alias Jibay alias Reasz alias Riri! Selamat ulang tahun bung! Semoga selalu bahagia dengan keluarga, diberikan kesehatan, kebahagiaan selalu...Ditunggu karya-karya berikutnya....terutama film komedi seksual atau sinetron ala hidayah dan rahasia Illahi....mumpung ada temen kita juga yang masih aktif main sinetron....hehehe