Wednesday, December 26, 2007

Sampai juga di akhir tahun....

Minggu terakhir di tahun 2007 ini sedang kita lewati.

Sebelumnya, gue mau mengucapkan selamat merayakan natal untuk teman-teman 88 yang merayakan natal. Semoga selalu berbahagia dalam damai! (Kayak lagu Utha Likumahuwa aja ya...) Kalau ingat natal jaman SMA, tentu tidak bisa dilewatkan kisah pengalaman kita setiap tahun ngumpul di rumah Thaya pada malam natal. Gue inget acara di rumah Thaya itu selalu rame setiap tahunnya. Soalnya...makanannya....wwuueennnakkk tenannn. Selain itu juga, angkatan kita kan banci nongkrong...hehehe.tiap ada acara apa aja, pasti nongkrong, yang penting ngumpul2nya itu looo....

Seperti biasa, dipenghujung tahun, banyak dari kita yang sudah liburan, mau liburan, atau yang kayak gue....ngga' bisa liburan karena banyak utang kerjaan yang mesti kelar secepatnya...hehehe......Selain urusan natalan, parade ulang tahun pun masih banyak sekali tampaknya. Mulai dari Heru tanggal 21 kemarin, terus gue tanggal 24 (tapi ga usah dibahas lah, kayak jeruk makan jeruk nantinya...hehehe) lalu ada Toto atau lengkapnya F.X Cahya Santosa yang juga berulang tahun di tanggal 24, naaah....kemudian juragan kita, ketua YPK saudara Judy Lifa yang hari lahirnya bertepatan dengan Yesus di tanggal 25, terus juga ada Linda (Gue lupa Linda itu 24, 25 atau 26 ya..?) Dan kayaknya sih masih banyak lagi ya..., sampe nanti ada Dini di tanggal 31 Desember kalau ngga' salah.

Oke lah temans....
Selamat ulang tahun buat yang berulang tahun....
Selamat libur buat yang berlibur.....,




Friday, December 21, 2007

Foto jadul pas ultah Thaya...



Ini foto tanggal 6 Desember 1987, saat pesta ulang tahun Thaya ke 17. Harusnya foto ini gue masukin di posting "Trio 6 Desember" kemarin, waktu Thaya-Dessy dan Yudo ulang tahun, tapi karena baru nemunya sekarang, ya udah, gue pasang aja sekarang...

Tjahjonooooo....(Begitu kata Jojon kala memanggil sahabatnya...)

Gile beneeerrr....
Sudah penghujung tahun lagi sekarang....
Yang mau natalan, yang mau tahun baruan....
Cepat sekali waktu berlalu......

Blog ini pun, tanpa terasa umurnya sudah setahun juga.
Tinggal sepuluh hari lagi tahun 2007 berganti, masuk ke tahun 2008.
Tapi sebelum terlalu jauh, gue mau menyapa seorang sahabat kita yang hari ini berulang tahun.
Dia adalah....Tjahjono Heru Laskar!

Heru memang tak pernah di panggil dengan nama depannya, Tjahjono, seperti yang barusan gue tulis sebagai judul posting kali ini...Dia selalu dipanggil dengan nama Heru. Singkat sja, sekalem penampilannya.



Sahabat kita yang satu ini memang orang yang sangat bersahaja.
Pembawaannya kalem, santai, tak pernah ribut-ribut, baik budi dan tidak sombong, tapi selalu aktif dan punya komitmen yang besar sekali setiap kita bikin acara apapun jaman sekolah dulu. Mulai dari Palabs, sampai ikutan PAJ, klub otomotif kebanggaan angkatan kita itu, sampai ke acara-acara lainnya. Hal itu pula yang membuatnya bisa masuk disemua kalangan di angkatan kita.

Gue punya pengalaman sangat banyaaaaaaak sama Heru. Dari SD sampai SMA, gue sekelas terus sama dia. Kebetulan rumahnya di kayu putih komplek Pertamina itu pun ga terlalu jauh dengan rumah gue di Kelapa Gading. Sebagai orang yang ga bisa nyetir dan ga punya mobil, gue sering banget nebeng dia (yang tentunya bisa nyetir dan sudah punya mobil sendiri jaman sekolah) kemana-mana. Setiap kali pulang dari acara apapun, pasti gue nebeng...hehehe...

Sudah lama juga gue ga ketemu kawan lama kita ini. Terakhir ketemu di ITC Permata Hijau. Kebetulan kantor gue didaerah situ, terus ketemu dengan Heru dan teman-temannya dari Koran Tempo. Dia memang kerja di sana sekarang. Di bagian Marketing kalo ga salah. Pas ketemu itu pun, dengan sangat bersahaja dia bilang kalo kerjaannya adalah jualan koran sekarang....hehehe.

Selamat ulang tahun buat Heru!
Semoga panjang umur, selalu diberi kebahagiaan dan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa.

Buat teman-teman lainnya....
Selamat libur deeeh....

Monday, December 17, 2007

Buat Pak Doktor baru kita

Kejadian ini kira-kira terjadi tahun 1984 kalau ngga' salah. Waktu itu kita masih kelas 7 atau 2 SMP. Tiba-tiba, gue dipanggil oleh Pak Murdjono -guru matematika- untuk ke ruang guru. Saat itu gue jadi ketua kelas 7C. Bingung juga, ada apa dipanggil sekolah, ngga' ada angin dan hujan. Tiba-tiba diminta ke ruang guru.

Ketika di perjalanan dari kelas ke ruang guru. Pak Murdjono sekilas bercerita.
"Ada anak baru, pindahan dari SMP lain. Nantinya masuk kelas kamu!"
Oh, ternyata saya mau dikenalkan dengan seorang anak baru. Kirain mau dihukum karena ketauan nyontek, merokok atau apaaaaa gituuuu. Sebagai ilustrasi saja, jaman itu, terutama bagi cowok-cowok yang ada di kelas C, adalah jaman yang ngawur berat. Hampir setiap hari, sepulang sekolah, kita nongkrong diluar sekolah. Biasanya kalau ngga' dirumah Ipang/ Acink atau alm.Bimo, atau main dan nongkrong ke Aldiron, Melawai atau Ratu Plaza...hahahaha!

Kembali lagi ke cerita di atas, sampailah akhirnya gue ke ruang guru.
Disana sudah menunggu seorang anak yang potongannya agak gemuk-gemuk gitu, dengan rambut poni ala The Beatles. lalu diperkenalkanlah gue dengan anak itu. Sambil dikenalkan, Pak Murdjono kembali mengulang perkataannya bahwa anak tersebut adalah anak baru yang akan menjadi teman baru di kelas 7 C. Okelah dalam hati saya. paling-paling nanti juga kita kerjain, begitu sudah masuk. Hahaha....jailnya mulai timbul!

Setelah berkenalan, kemudian Pak Murdjono meminta anak tersebut untuk saya antar masuk ke kelas. Aneh juga ya, biasanya kalau ada anak baru, yang bertugas mengantarnya dan memperkenalkannya dalam kelas adalah guru. Ini malah seorang ketua kelas. Tapi mungkin itu hebatnya Lab School, sejak kecil seorang anak sudah dituntut untuk bisa memiliki tanggung jawab dan peran yang besar, tidak hanya jadi pengekor gurunya saja.

Dalam perjalanan menuju kelas 7C, sekali lagi gue tanya siapa namanya. Sebab waktu diperkenalkan tadi mungkin gue ngga' konsen atau entah kenapa jadi lupa nama si bocah gemuk ini. Anak tersebut mengulang menyebut namanya kembali.

"Nama gue Dan Mugisidi"

Oh ok. Ternyata waktu itu, kata Mugisidi terdengarnya seperti Monginsidi!
Makanya waktu sampai di kelas, terus si anak baru ini diserahkan ke guru yang mengajar saat itu (Nah, kali ini gue lupa siapa yang lagi mengajar saat itu) Lalu gue kembali ke bangku paling belakng, tempat gue duduk bergerombol sama gank Keychit, ada Ipang, Reasz, Arif, Acink, Jupri, Njik dan banyak lagi. Mulai lah gue ditanya-tanya siapa anak baru tersebut. Gue enteng aja jawabnya.

"Namanya Dan Monginsidi, cucu pahlawan nasional Wolter Monginsidi"

Hanya dalam waktu yang relatif cepat, anak baru ini bisa membaur, dan kemudian bisa menjadi bagian dari kita semua. Belakangan, waktu SMA, malah Odenk mendapat gelar baru dari kita semua yaitu "Si Daging lebih" hahahaha.

Kira-kira dua hari yang lalu, gue dapat kabar kalau teman kita Dan, yang kemudian tak menunggu waktu lama namanya sudah berubah menjadi Denk-kemudian berevolusi menjadi Odenk, telah berhasil mendapatkan gelar Doktor! Belum ada kabar detail selanjutnya, dalam bidang apa Odenk berhasil meraih gelar tersebut. Tapi cukuplah bagi kita semua untuk salut atas prestasinya itu. Heiiibbbaaattttt! Salut buat Odenk, selamat atas keberhasilan yang membanggakan tersebut. Semoga gelar akademis tersebut bisa berguna buat orang banyak, buat masyarakat!

Monday, December 10, 2007

SIANG ITU DI GERAI PIZZA...

Penikmat pizza pasti serempak akan setuju, yang namanya fettucinni con funghi itu lezat. Nyumi! Apalagi menyantapnya dengan sebotol soft drink. Buat gue, makanan yang terbuat dari adonan tepung pilihan dan dibentuk seperti mie instan berdiameter satu sentimeter yang dihidangkan dengan mushroom dan saus krem ini memang lezat. Tapi kalo dimakan lima orang, ya sudah pasti kelezatannya jadi berkurang. Apalagi kalo yang makan orang-orang yang sengaja datang dalam keadaan perut keroncongan.

Baik Ipank, Arief, Lucky, Anto, dan Peppy sepakat, siang itu kita gak pesan fettucinni, tapi seloyang pizza. Kalo seloyang kita bisa dapat delapan piece pizza. Pilihan jatuh pada pizza rasa tuna, yang sudah dimix dengan onions, black olive, dried chilli, mozaella cheese, dan tomat. Pilihan ini cukup buat menggantikan kelezatan fettucinni. Untuk minuman, masing-masing punya pilihan. Ada yang pilih lemon tea, juice, dan air mineral.

Siang itu, kelima teman YPK ini ngadain rapat kepengurusan. Agenda yang dibahas tentang aktivitas yang akan dijalankan, rekap dana yang akan dilaporkan ke seluruh anggota, serta reuni. Tempat yang dipilih sebagai arena rapat di Izzi Pizza Menteng. Itu-tuh, pojokan jalan Kuningan, seratus meter dari halte Busway, Latuharhari.
Pemilihan Izzi Pizza lebih karena alasan discount. Bagi temans yang biasa pake CDMA, salah satunya Esia, akan mendapatkan discount 50%. Lumayan kan? Hmm..bukan maksud promosi operator CDMA itu, lho. Tolong positive thinking soal 50%-nya. Hehehe! Sebenarnya kalo kita datang Jumat malam, discount-nya lebih dahsyat, yakni sampai 75%. Tapi dengan mempertibangkan waktu pertemuan, kesibukan, serta Jumat adalah hari “macet sedunia”, jadi Ipank lebih memilih Sabtu siang sebagai hari pertemuan. Ya, beda 25% discount gak apa-apa lah.

Entah sengaja atau kebetulan, teman-teman kita ini ngambil spot di pojok kiri, di lantai dua. Kalo alasan ngambil lantai dua, karena di lantai ini para smoker bebas menghembuskan asap-asap nikotin. Kalo alasan ngambil spot pojok, gak begitu jelas, dan siapa yang memilih spot itu juga gak tahu. Namun bisa jadi di spot itu, terdapat kaca besar, yang setiap waktu bisa kita lihat keadaan lalu lintasnya, termasuk cuaca. Dan benar, kita memang langsung tahu ketika hujan gerimis dan di luar cuaca panas.

Ipank membuka rapat dengan mengutarakan keinginan untuk memberikan laporan kepada para anggota soal kas YPK. Bahwa kas YPK masih tersisa relatif banyak. Tujuan dari laporan ini adalah memberikan transparasi keuangan agar jangan ada yang curiga-mencurigai. Maklum, persoalan uang itu sensitif, Bro. Ya gak? Gara-gara uang, teman bisa jadi lawan. Apalagi transparasi ini dibutuhkan agar seluruh anggota tahu, kemana aliran dana 60 ribu perak per tahun yang dipunggut pengurus? Dipergunakan buat apa?



Namanya juga rapat serius tapi santai, so sambil ngebahas agenda, temans kita ini gak lupa menyantap pizza tuna yang masih mengeluarkan asap alias masih hangat. Baik Ipank, Lucky, Arief, Peppy, maupun Anto terlihat kelaparan. Pemantauan ini bisa dibuktikan dengan loyang pizza langsung habis dalam waktu 5 menit. Takut perut keroncongan masih menginginkan kelezatan pizza, maka kami memesan seloyang pizza lagi. Kali ini ganti bukan tuna, tapi teman-temannya tuna. Gue lupa namanya, yang pasti pesanan itu hasil rekomendasi waitress-nya.

“Pake keju lagi apa gak?” tanya Waitress berkulit hitam itu.

“Boleh lah,” jawab Anto, yang siang itu ketumpuan jadi perwakilan tukang order makanan.

“Dessert-nya gak sekalian, Pak?”

“Ya sudah, Izzi Dough Ball lah,” tambah Anto lagi. Izzi Dough Ball itu sejenis roti kecil tanpa isi, yang sudah dipanggang dengan mentega. Besarnya seperti roti unyil. Bentuknya bulat. Roti itu dihidangkan dengan mentega dan garlik yang diletakkan di pinggiran roti.

Tentu elo tahu dong kalo di Jakarta ini banyak hot spot. Nah, salah satu hot spot ada di Izzi Pizza. Mumpung bawa komputer, Ipank dan Arief ngetes hot spot itu. Walhasil, mereka bisa browsing deh! Ih, nora amat sih?! Hmmm...maaf mereka gak norak, kok. Mereka cuma mau ngasih tahu ke Anto sebagai tim publikasi, bahwa blog kita sebagainya sering di-update.

Mereka paham, Akew si pemilik sekaligus pencetus blog Labs88 ini lagi sibuk berat. Sehingga materi blog belum tentu update per minggu. Boro-boro per minggu, per dua minggu pun kadang belum up date. Nah, temans kita siang itu minta Anto buat bantuin Akew.

Sebenarnya sih Anto saat ini juga lagi sibuk di kantor barunya. Tapi namanya juga tanggung jawab sebagai salah seorang pengurus, ya dia menyanggupi. Kondisinya, update sekurang-kurangnya dua minggu sekali. Syukur-syukur bisa seminggu sekali.

“Gue juga minta bantuan dari tim lain buat nyumbang info,” pinta Anto. Maksudnya, tentu ada gak setiap pertemuan dihadiri oleh tim publikasi, baik Akew atau Anto. Nah, bagi pengurus yang hadir, bisa menyumbangkan foto atau tulisan yang langsung di-email ke Anto atau Akew untuk dibuatkan tulisan yang akan dipublikasi di blog.

Agenda berikut yang dibahas soal reuni. Mungkin banyak yang “bosan” dengan agenda reuni ini. Kok gak selesai-selesai ya ngebahas soal reuni? Gak ada agenda lain apa? Hmm...jangan tendensius begitu dong! Jangan kesal begitu ya. Ya, reuni ini juga buat kepentingan kita juga, kok.
“Reuni itu penting, tapi kita harus memikirkan konsep reuninya,” papar Anto. Sebenarnya apa yang dimaksud Anto sudah pernah dipaparkan beberapa waktu lalu, tepatnya pas selesai main futsal.

Bahwa konsep reuni kudu beda. Bahkan elemen dasarnya kudu kita pertimbangkan juga: apakah reuni penting? Jangan-jangan yang datang reuni orangnya itu-itu aja. Kalo akhirnya begitu, buat apa reuni? Buat apa ngabisin dana reuni? Apakah cuma gara-gara target 20 tahun, kita harus reuni? Pertanyaan-pertanyaan basic itu kudu dijawab. Dan siang itu, temans YPK sepakat bahwa jawabannya: reuni penting.

Sebenarnya, temans YPK sempat aproiri dengan reuni. Tentu temans masih ingat, bahwa tim publikasi sempat membuat kuestioner soal reuni. Namun, sampai detik ini, gak ada respon dari temans semua. Itu artinya, reuni benar-benar “gak dianggap”. Namun, sekali lagi, temans YPK siang itu gak ambil pusing dengan kealpaan temans merespon kuestioner. Ada gak ada respon, reuni kudu diadakan.

Adapun bulan yang ditetapkan sebagai waktu reuni adalah bulan Desember tahun 2008. Banyak pertimbangkan mengapa akhir tahun sebagai bulan reuni. Sebenarnya dasar pemikirannya adalah dari ide reuni konsep “baru”. Di tahun depan, kita harus memiliki aktivitas yang nantinya akan menunjang reuni. Bahwa tahun depan akan ditetapkan beberapa agenda kegiatan, yakni arisan, sosial, dan wisata keluarga.

“Insya Allah arisan akan dimulai bulan Januari 2008,” ungkap Peppy. Nah, buat temans yang mo tanya-tanya soal arisan, bisa langsung berhubungan dengan Peppy.

Tujuan arisan sebenarnya juga sebagai pengikat silaturahmi temans YPK. Selain fun, arisan juga bisa jadi rutinitas yang mau gak mau, ya harus mau. Maklum, teknis arisan, pengocokan pasti akan dilakukan minimal sebulan sekali. Selain itu, tempat berlangsung arisan pun nantinya akan berganti-ganti. Dengan begitu, tujuan buat pengikat silaturahmi yang reguler bisa tercapai.

Mengenai aktivitas sosial juga akan terus direncanakan. Dewi punya usul, sebaiknya kita mengadakan aktivitas pengobatan gratis, mulai dari periksa gigi, sampai sunatan masal. Adapun dokter yang akan membantu berasal dari temans YPK sendiri. Tahu dong banyak temans kita yang profesinya sebagai dokter. Masa sih temans kita ini gak mau bantu?

Terakhir soal wisata keluarga, sebenarnya merupakan “test case” (baca: uji coba) buat reuni akbar di bulan Desember 2008. Maksud? Begini, di reuni akbar, diharapkan keluarga juga terlibat. Gak cuma kita aja yang reuni. Anak-anak kita dan istri kita kudu dilibatkan. Nah, buat menghangatkan sebelum reuni, pengurus YPK coba melakukan uji coba membuat aktivitas bulanan keluarga, misalnya main paintball, jalan-jalan ke dufan, sea world, berkemah, dan lain-lain.

“Pokoknya kita gak perduli berapa keluarga yang akan hadir di tamasya,” jelas Arief. “Biar cuma dua keluarga atau tiga keluarga, yang penting aktivitas tamasya dijalankan dulu”.

Menjelang sore, datang Ade Riana bersama sang suami dan Ijam. Mereka pas banget datangnya beberapa menit setelah gerimis reda. Sebenarnya yang juga diharapkan buat datang, eh malah mendadak pergi ke Bandung. Siapa lagi kalo bukan Dina.

“Duh, gue minta maaf gak bisa datang. Salam buat teman-teman ya,” begitu isi SMS Dina, mengakui penyesalannya. Wajar dong, masa yang ngundang malah gak dateng..hehehe.

Ade menayankan kembali ke forum mengenai iuran tahunan. “Masih perlu gak sih kita iuran?” Pertanyaan ini sebenarnya cukup menggelitik kita. Kenapa? Kalo dibilang penting, ya penting. Kalo dibilang gak penting, hmmm...atas dasar apa orang itu mengetatakan gak penting.

Yang namanya sebuah organisasi kudu ada dana. Nah, dana itu tentu dipergunakan sebagai cash flow biaya operasional dari pengurus. Terus terang, dana yang dipunggut pengurus pada anggota YPK gak gede-gede amat, cuma 60 ribu per tahun. Artinya, sebulan kira-kira lima ribu perak, atau sehari gak sampe dua ribu.
“Gue sih gak masalah jumlahnya, tapi nangihnya ini perlu ngotot-ngototan,” ungkap Ade.

“Kasih gue siapa orang yang susah ditagih, biar gue yang hadapi,” jelas Arief rada emosi, tapi tetap terkontrol.

Jujur, para pengurus mengerti keberatan beberapa anggota soal iuran tahunan. Mereka - yang sulit ditaggih iuran - pasti mempertanyakan keuntungan mereka soal uang yang mereka keluarkan. Apa benefit gua ngeluarin 60 ribu? Gue dapat apa? Bagaimana pertanggungjawaban iuaran itu? Dipakai buat apa aja?

Sekali lagi, pengurus berharap para anggota mengerti, bahwa tanpa pengurus, barangkali YPK gak bisa bejalan. Bagaimana bisa berjalan jika dana organisasi nol. Soal keuntungan atau benefit, sebenarnya sudah bisa dirasakan temans semua, karena sadar atau tidak, pengurus dengan kerendahan hati, semangat tinggi, dedikasi, mengolah pikiran agar berupaya kita tetap satu. YPK menjadi organisasi yang solid, kompak, gak terkotak-kotak, sebagai ajang silaturahmi. So, pengertian serta dukungan temans sangat diperlukan.

Anto menyarankan, teknis penagihan jangan intimidatif. Perlu pendekatan persuasif agar YPK gak terkesan sebagai organisasi tempat bernaung para Debt Collector. Mereka yang sudah mengerti arti iuran tahunan, diapproach kembali. Mereka yang sudah diingatkan tapi belum juga sadar akan kewajiban membayar iuran tahunan, gak perlu dibetein. Biarlah Tuhan yang akan membalas dosa-dosanya.
“Selain teknis penagihan yang sudah dilakukan, kita juga bisa memakai cara sumbangan sukarela setiap event yang digelar,” papar Anto. Maksudnya, jika kita melakukan kegiatan, ada “kotak” yang akan diisi oleh para anggota. Mo uang yang disumbang cuma seribu, dua ribu, tapi kalo iklhas semua akan tercatat sebagai sumbangan. Begitu pula setiap makan, ada dana yang biasa diberikan buat tips, bisa diberikan ke Ade sebagai sumbangan. Intinya, semua cara yang positif bisa dilakukan.

Jam sudah menunjukan pukul tiga lewat tigapuluh menit. Beberapa orang sudah silih berganti menempati meja makan di depan kami. Mungkin Waitress juga bosan dengan tampang-tampang teman kita, yang sudah berjam-jam, belum juga cabut. Dugaan kita soal kebetean Waitress bisa jadi salah, karena sang Waitress gak keberatan memfoto kami semua. Dan kami pun sibuk pasang aksi, membetulkan rambut yang sudah acak-acakan dan posisi duduk agar gak terhalang temans lain. Cheers!

Friday, December 7, 2007

Trio 6 Desember

Sekitar 13 tahun yang lalu, akhir bulan November tahun 1994, di rumah Dessy di kawasan Pulo Asem berkumpul. Malam itu selain ada Dessy juga ada Bob, Acink, Mahyuzar, Thaya, dan Upik. Yang lainnya gue lupa siapa aja, tapi kalo ngga salah segitu itu yang hadir. Selain kita becanda nongkrong, malam itu gue ke rumah Dessy buat bikin surat lamaran kerja dan CV serta port folio gue buat ngelamar kerja. Soalnya waktu itu gue ngga' punya komputer. Untungnya ada Dessy yang berbaik hati. Terus Upik bantuin gue bikin pake bahasa Inggris yang benar.

Surat lamaran gue ampuh, langsung wawancara terus diterima kerja. Nah, sampe sekarang itu gue masih inget, gue masuk kerja pertama kali itu tanggal 5 Desember 1994. Besoknya di tanggal 6, sepulang kerja gue dateng lagi ke rumah Dessy. Malam itu ada orang-orang yang sama dengan yang gue tulis di atas, terus ada tambahan dua orang lagi Mirzaldi dan Yassin, angkatan 87. Nah, di rumah Dessy itu kita merayakan ulang tahun Dessy dan Thaya bersamaan.

Kalau sama Thaya, gue banyak main bareng selain waktu SMA, justru ketika kuliah di Bandung, waktu itu Thaya juga kuliah di Bandung. Rumah kosnya di jalan Cimanuk 12 juga sering dijadiin markas tempat ngumpul kita anak-anak Labs 88 yang ada di Bandung, atau juga kalo temen2 Labs 88 yang dateng ke Bandung, pasti nongkrongnya kalo ngga' di rumah kos gue yang sempiiit itu, atau kalo mau yang lebih lega, ya di rumahnya Thaya.

Tanggal 6 Desember kemarin, tiga orang sahabat kita merayakan ulang tahunnya yang ke 37. Selamat ulang tahun untuk Dessy Ossianawati, Yudo Pratomo dan Natalia Simanjuntak! Kebetulan kemarin gue sempet telponan sama Thaya, SMS-an sama Dessy, tapi kalo sama Yudo ngga' sempet, selain karena ga punya nomor telepon atau emailnya, juga mungkin karena Yudo sulit ditemukan karena kegelapan kulitnya...hehehe (Masih item ga dia ya?, jangan-jangan udah jadi putih pake kosmetik Tje Fuk.....)

Ketiga sahabat kita ini gue kenal sejak tahun 1975, sejak masih di kelas TK 0 kecil. 32 tahun yang laluuu! dan bukan kebetulan pula selama tiga puluh dua tahun itu kita sering main. Mungkin selama itu pulalah setiap tanggal 6 Desember kita menyampaikan salam selamat buat ketiganya. Tahun ini pun kita mengucapkan hal yang sama, selamat hari jadi untuk Dessy, Thaya dan Yudo. Selamat berbahagia, semoga panjang umur. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan selalu.....

PS: Khusus buat Thaya (sekaligus sang pacarnya Mr.T) buruuuuan......nunggu apa lagi siiih...

Sunday, December 2, 2007

Andus dan perjalanan hajinya....

Minggu yang cerah teman-teman semuaaaaaaa....

Tanpa terasa, sekarang sudah bulan desember, sudah tanggal dua.
Blog ini pun hampir satu tahun umurnya...! Gile benerr....ngga' kerasa, waktu memang bukan tandingan kita. Dia cepat melaju, jauh meninggalkan kita yang terbiasa (dari SMA....) sudah santayyy dan berlambat-lambat riaaa....

Kabar terbaru dari teman-teman kita adalah....
Tadi gue barusan bertukar email dengan sahabat kita Satya Heragandhi alias Andus yang waktu SMA dulu sempet kita juluki "Kembar Edison", dengan adiknya si Caca...hehehe.......Kalo temen-temen semua lupa, Kembar Edison sendiri adalah nama serial TV jaman TVRI dulu...hehehe...yang tokoh ceritanya dua orang kakak-beradik, ya kayak Andus dan Caca ini.

Kabar terbaru dari temen kita yang hobby fotografi ini adalah sebuah kabar bahagia. Alhamdulillah sejak tanggal 26 November kemarin Andus sudah berangkat menuju tanah suci. Saat ini Andus sedang berada di Madinah, minggu depan akan tawaf serta melaksanakan semua ritual ibadah haji lengkap lainnya. Gue juga secara pribadi sempat mengucapkan selamat buat Andus, selamat menjalankan ibadah haji, juga gue minta doain biar ikut ketularan bisa dapat rejeki naik haji juga.



Buat teman-teman semuanya, mari kita doakan agar Andus bisa sehat dan selamat menjalankan ibadah hajinya, serta kembali menjadi haji yang mabrur. Kalao buat kita-kita yang masih belum bisa naik haji, jangan lupa...bentar lagi potong kambing...hehehe...

Oke deh temans, selamat menikmati hari minggu yang cerah ini yaaaaa.......


Friday, November 23, 2007

Berita duka 2

Tadi siang, gue sempet email-emailan sama temen kita Junetin Handayani yang sekarang tinggal di Paris bersama suaminya. Gue sempet menyampaikan ucapan berduka cita karena ternyata beberapa waktu yang lalu ibunda dari Junetin wafat. Memang saat itu tidak ada kabar dan beritanya. Gue pun tahunya secara kebetulan saat semalam iseng-iseng browsing di friendster dan facebooknya anak-anak Labs88, trus baca berita tersebut.

Mari kita doakan agar arwah ibunda dari Junetin diberi tempat yang sebaik-baiknya disisi Allah SWT, dan tak lupa ucapan berduka cita kita sampaikan buat rekan kita agar selalu tabah dan sabar menghadapi semua ini.

Wednesday, November 21, 2007

Berita duka

Selamat siang teman-teman 88,

Barusan saja Arief Anwar memberi tahu gue tentang sebuah kabar duka yang datang pagi tadi.
Telah wafat, ibunda tercinta dari rekan kita Enung Rahmawati. Belum ada kabar terbaru tentang berita pemakaman, dimana dan kapannya. Tapi yang jelas, mari kita berdoa agar arwah almarhumah diterima oleh Allah SWT, dilapangkan jalannya, serta diberikan tempat yang layak sesuai dengan amal ibadahnya. Buat Enung dan keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi semua ini.

Tuesday, November 6, 2007

Pangeran dari Kaplongan


Dady, Handry, Ipul dan Ito

Tanggal 5 kemaren salah seorang sahabat kita bermarga Simanjuntak yang dulunya tinggal di Kaplongan Pulo Asem yang berkakak bernama Muslim dan Lela, siapa lagi kalau bukan Ipul alias Syaifullah Ramadhan Simanjuntak, berulang tahun yang ke 37! Kalau lihat perawakannya sekarang sih ngga' jauh beda dengan jaman dulu...masih serupa....serupa gemuknya...hehehe...

Ipul terkenal dengan seorang yang giat belajar, penganut dan penggemar ilmu-ilmu ekonomi sehingga sampai sekarangpun pekerjaannya masih berkutat dibidang itu, kalau ngga' salah sih Ipul sekarang salah satu top eksekutif perusahaan asuransi miliknya sendiri, bukan begitu bung Ipul? Makanya kayaknya cita-cita kita dulu waktu masih sekolah untuk kerja di perusahaannya Ipul kayaknya bisa jadi kenyataan nih...hehehe....

Dari TK sampai SMA, Ipul habiskan di sekolah kita tercinta Lab School. Waktu SMA, Ipul kita daulat menjadi ketua I OSIS, membawahi seluruh jajaran SMA. Seru juga sih jaman-jaman itu...hehehe...Belum lagi kalau kita ingat kilas balik kebelakang, Ipul termasuk salah satu peserta drama romantis Satoe Mawar Toedjeo Doeri yang termashyur itu......


Ipul dan Handry, saat kampanye OSIS, keciaaaaannn dehh...yang dengerin pidatonya anak2 SD...hahaha

Lulus SMA, Ipul pun masuk fakultas ekonomi Universitas Pancasila. Setelah itu nampaknya Ipul masih kepengen sekolah, maka dia langsung lanjut ke FE UI. Kelar dari situpun nampaknya Ipul masih haus akan ilmu (beda banget sama ketua YPK kita....), kali ini Ipul terbang ke Glasgow Caledonian University di Glasgow Skotlandia....tentunya untuk belajar (kalau gue yang ke Glasgow udah pasti nonton pertandingan derby Glasgow Rangers v Glasgow Celtics aja lah.....)

Saat ini pun, saat Ipul sudah hidup bahagia dengan karir serta keluarganya, dengan seorang istri yang cantik dan dua anak yang lucu-lucu, Ipul katanya masih mau sekolah lagi. Denger-denger sih dia sekarang mau sekolah sulap....biar nanti dihari tuanya Ipul bisa menghibur tamu-tamu yang sedang makan di Lapo Tuak atau mungkin mau jadi legenda sulap terkenal seperti seperti Mr Robin dan Pak Tepong......

Okelah temans, ini posting gue lagi sejak sebulan absen...sorry. Yang jelas mari kita ucapkan selamat ulang tahun kepada sahabat kita Syaifullah Ramadhan Simanjuntak. Semoga Allah selalu mengaruniai kesehatan, keselamatan, kebahagiaan buat Ipul dan keluarga....

Monday, November 5, 2007

Halal Bi Halal YPK 2007.....

Mendung menyelimuti sebagian besar Jakarta. Bahkan beberapa sudut kota metropolitan ini sudah terguyur hujan. Jalanan maupun aspal yang sebelumnya kering, basah tersiram air hujan. Persis kayak salah satu album Bon Jovi: Slippery When Wet. Buat sebagian daerah, hujan kecil tapi terus menerus, bisa berakibat banjir. Ya, begitulah Jakarta, kota idaman seluruh orang. Mulai dari kaum pengusaha, eksekutif muda, termasuk kaum marjinal (baca: pembokat), tumplek blek di kota ini.

Hujan tetaplah hujan. Tapi hujan bukan berarti sebuah halangan. Boleh jadi, pepatah lawas benar. Begini bunyinya, “hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri”. Eh, kayaknya bukan itu deh pepatahnya, tapi mungkin yang tepat ini: “Anjing menggonggong kafilah berlalu”. Artinya, hujan gak menghalangi teman-teman YPK buat ngumpul. Tepat di hari Sabtu, 3 November 2007 jam tujuh lalu, berlangsung acara Halal bi Halal di rumah teman kita Rimbi di kompleks IKIP, Jakarta, Rawamangun.

Sebenarnya, gak sulit menjangkau rumah yang dulu milik mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) zaman Orde Baru: Fuad Hasan ini. Namun bagi yang belum pernah datang, kondisi cuaca yang gelap gulita, hujan pula, plus lampu yang menuju ke jalan rumah tersebut agak menerawang, ya bisa dipastikan banyak yang salah masuk. Untunglah ada petunjuk via SMS: rumah depan lapangan golf dan “embel-embel” rumah eks Fuad Hasan.

Menurut undangan, acara berlangsung jam lima sore. Namun beberapa teman ada yang datang setelah magrib. Bisa dimaklumi, mungkin jam lima nanggung buat magriban dulu (maksudnya sholat, bo!). Selebihnya, ada yang datang setelah acara makan malam berlangsung. Anyway, biar telat, yang penting mereka tetap bisa hadir. Mereka yang hadir malam itu (tidak menurut abjad) Emma, Arti, Susi, Ipank “Sang Ketua YPK”, Afiah, Rizki, Novi “Ucok”, Nana, Umi, Taya, Tommy “Acing”, Dini, Dina, Oncel, Ery, Tele, Trige, Ade Riana, Kiki “Ndut”, Anto “Prodjo”, Arief, Meta, Faisal, Jambrut, Mahyuzar, Nana Fitriana, dan tentu saja sang tuan rumah Rimbi. O iya, sebelum lupa, kita kudu ngucapin thanks banget buat Rimbi yang sudah mengizinkan open house di rumahnya.

Sejak gue berada di luar rumah, sudah terdengar suara-suara gaduh, suara perempuan. Dan benar, ada sekelompok perempuan-perempuan YPK yang sudah mengerubung di depan layar televisi (bukan Gerwani, lho). Ada Novi, Afiah, Susi, Arti, Dini, Emma, dan beberapa temen lain. Mereka ngerumpiin video reuni YPK yang belum sempat mereka tonton.

“Ih, kok kepalanya jadi botak gitu ya,” komentar teman kita A. “Padahal dulu kan dia gondrong kayak vokalis Nidjie”.

“Lho, kenapa si anu badannya jadi melar gitu? Kebanyakan makan permen karet kali ya?” komentar teman kita B.

“Ih, lihat deh, si anu. Cantik banget ya dia sekarang? Pasti dia cantik gara-gara sering ke bengkel, deh,” ujar temen kita C.


Aneka komentar dan analisa menyatu, begitu melihat tampang-tampang teman kita di layar televisi. Komentar-komentar tadi baru sebagian kecil aja. Yang pasti, malam itu seru banget. Keseruan mereka mengalahkan suara gluduk, angin topan, serta letusan gunung Krakatau. Itulah yang membuat gue heran. Lho masih juga heran?

Yap! Gue heran, suara mereka gede banget ya? Menebus tembok! Padahal jarak antara teras depan rumah ke ruang keluarga rumah Rimbi, lumayan jauh, bo! Kira-kira lima meter gitu deh. Untuk menuju ruang keluarga itu pun harus melewati beberapa tembok, karena ada beberapa ruang. Yang pertama, ruang tamu. Sebelum ruang tamu, ada ruang kecil, dimana terdapat dua tempat duduk. Nah, bisa maklumin dong kenapa gue terheran-heran dengan suara para perempu YPK itu?

Agenda Halal bi Halal pertama, biasalah sambitan...eh salah ding, sambutan sang Ketua YPK Ipank. Lho, Ipank itu Ketua YPK ya? Gue baru tahu...hihihi. Dalam sambutannya, Ipank coba mem-flash back kegiatan yang sudah dilakukan oleh YPK, mulai dari bakti sosial yang berlangsung di Sekolah Darurat Kartini di kolong jembatan Ancol, sampai aktivitas main futsal di Kemang. Flash back ini dimaksudkan buat info teman-teman YPK, yang kebetulan baru pertama kali hadir di acara kumpul-kumpul YPK. Selain ngasih info itu, Ketua “Sejuta Umat” ini juga ngejabarain aktivitas yang bakal dilakukan YPK dalam waktu dekat ini, yaitu donor darah, yang Insya Allah berlangsung pada bulan Desember.


Kelar sambutan Ipank, acara makan malam pun dibuka. Perlu diketahui, acara Halal bi Halal ini gak dipungut biaya alias gretong, bo! Nah, seluruh makanan yang disajikan di meja makan malam itu, merupakan hasil bawaan teman-teman kita.

Awalnya Ade Riana ngirim SMS ke seluruh seluler teman-teman YPK, bahwa Halal bi Halal gak ditarik dana sebagaimana buka puasa. Sistem yang dianut adalah potluck. Artinya, mereka yang datang bawa makanan sendiri, yang tentu saja gak cuma buat diri sendiri, tapi buat orang lain juga, at least buat sepuluh orang lah. Itu pun gak diwajibkan setiap yang datang, kudu bawa makanan.

“Apa aja boleh kok. Pokoknya kedatangan teman-teman yang terpenting,” begitu isi SMS Ade.

Namun hasilnya, di luar dugaan. Banyak sumbangan yang dibawa teman-teman. Ada yang bawa sate, ayam kecap, bakwan kuah, kerupuk, mie goreng, martabak, cap cay, makroni skrutel, sup, asinan, soto betawi, dan daging balado. Buat desert-nya ada buah melon, semangka, soft drink, puding, dan es krim. Wow! Luar biasa, bukan?


Pujian “luar biasa” tentu gak berlebihan. Sebab, dengan penuh kesadaran, teman-teman rela “nyumbang” makanan. Bahkan mereka yang kebetulan gak bisa habir, tetap ngirim makanan, seperti Handry Satri-“agogo” dan Salsa. Thx yang friends. Tiada kesan tanpa kehadiran makanan elo. O iya, ada pula teman yang gak sempat kirim makanan, tapi tetap kirim-kiriman. Ada yang kirim salam maupun kirim wesel. Yang pasti, apapun bentuk kiriman teman-teman, panitia YPK tetap menerima dengan iklas dan lapang dada.

Selain salut soal partisipasi teman-teman dalam hal membawa makanan, gue tentu salut dengan kekompakan YPK sampai dengan halal bi halal ini. Bayangkan aja, sejak di-“launch” per Januari 2007 pas reuni, aktivitas YPK gak pernah berhenti. Mulai dari jogging jumatan, baksos, buka puasa, main futsal, halal bi halal ini, dan yang mendatang donor darah. Padahal gue tahu, teman-teman sibuk. Moga-moga kekompakan ini gak akan pernah surut (baca: anget-anget tahi ayam). Amin! Ini tentu berkat kepemimpinan Ipank yang kharismatik dan tentu saja partisipasi teman-teman yang luar biasa. Good boy!

Balik lagi ke topik makanan. Cuaca memang mendukung buat kita mengisi perut berkali-kali. Gak cukup babak satu. Tapi banyak teman-teman yang makan sampai babak perempat final alias makan berkali-kali. Ternyata teori Albert Einstain benar soal grafitasi. Jika perut keroncongan dan cuaca mendukung, akan menimbulkan daya tarik makanan buat dilahap. Teori mbah Jambrong juga tepat. Apabila ada makanan di atas meja dan kita masih lapar, gak bagus kalo dibiarkan begitu saja, wajib buat disantap.

Mahyuzar adalah salah satu penganut mbah Jambrong. Pria hitam legam plus dekil ini gak kuasa membiarkan makanan bertumpuk tanpa alasan yang jelas. Ia berkali-kali bolak balik dari tempat duduknya menuju ke meja makan. Jadi, dengan melihat kebiasaannya seperti itu, gak heran dong kalo pria lajang nan ganteng ceria ini, punya badan kekar.

“Apa kabar, Mah?” gue coba basa-basi.

“Hmmm..”

“Sekarang sibuk apa, Mah?” gue basa-basi part 2.

“Hmm..hmmmm.”

“Loe sakit gigi ya, Mah?” basa-basi part 3.

“Hmm...hmmmm...hmmmm.”

“Lebih baik sakit gigi atau sakit hati, Mah?”

“Hmm....hmmmm...hmmmm...hmmmm.”

Begitulah percakapan gue dengan Mahyuzar yang gak produktif. Tiap ditanya, jawabannya selalu “Hmmm...”. Tapi bisa dimaklumi, namanya juga lagi enjoy sama makanan. Dunia seolah hanya dia dan makanan. Yang lain...

Beda Mahyuzar, beda lagi dengan Pepi. Pria yang juga masih menganut faham lajang ini lebih suka makan dua ronde saja. Ronde pertama, makan dengan lauk sop ayam. Ronde kedua, makan dengan sate ayam. Kelihatannya dikit, tapi porsi nasinya mirip porsi kuli yang berhari-hari gak makan. Walhasil, nafasnya jadi ngos-ngosan, gara-gara kebanyakan makan. Bengeknya pun kemudian kambuh. Untunglah ada pipa oksigen anti bengek alias respirator. Kalo gak...

Teman kita yang menjadi sorotan malam itu adalah Emma. Betapa tidak, prestasi wanita single berambut panjang ini dalam menghibur teman-teman kita, bukan main luar biasa. Ibarat pelawak sejati, Emma membuat perut kita “sakit”. Celotehan-celotehan karyawan Bank UOB Buana ini, selalu saja lucu. Entah lucu atau garing dah gak jelas batasannya. Pokoknya setiap kata atau kalimat yang keluar dari mulutnya, kita bisa ketawa. Orang seperti Emma ini memang layak dilestarikan di jagat YPK ini. Gak salah kalo Nana Fitriana, yang kebetulan kerja di WWF, mencatatkan Emma sebagai endangerous species alias mahkluk yang kudu dijaga jangan sampai punah..hehehe becanda!

“Enak aje loe ye nyumpahin gue mau mati?!” kata Emma agak sewot, begitu salah seorang teman kita, nyuruh Emma minta maaf sebelum meninggal. Jokes soal “meninggal” ini bergulir gara-gara Emma punya beberapa penyakit. Nah, bener dong kalo salah satu teman kita itu nyeletuk: “Wah, lebih baik elo minta maaf deh sekarang...”

Selesai makan, masing-masing berbaur. Sebagian masih terus icip-icip menu lain, karena di meja masih banyak yang tersedia. Sementara Ade Riana memanfaatkan momentum berharga ini (baca: keadaan rileks) dengan mengingatkan soal iuran YPK. Teriakkan Ade meninggatkan kita pada seorang Kondektur Metromini yang sedang nagih ongkos pada penumpang...hihihi.

“Ayo! Ayo yang belum bayar iuran,” pacing Ade Riana.

Di tempat terpisah, Ery dan Oncel kelihatan ngobrol serius. Gak tahu ada angin atau geloduk apa, dua orang ini begitu kompak. Mungkin gara-gara Oncel ceking dan Erry punya perut aduhai. Oncel konsultasi soal perut dan Erry konsultasi soal penyakit asma. Klop, kan?! Ah, enggak kok. Mereka berdua punya ide, ingin “memberdayakan” teman-teman agar YPK sebagai komunitas alumni yang produktif. Maksudnya, teman-teman yang ada di YPK ini kan punya potensi, punya skill. Nah, sayang dong kalo dari sekumpulan potensi YPK ini gak diolah, diberdayakan. Istilah Oncel: REENGENERING!

“Kalo kita bisa kaya bersama, kenapa nggak?” kata Erry.

Ya, namanya juga ide, tentu hal tersebut menjadi masukan yang bagus buat YPK. Apalagi ide Erry dan Oncel ini luar biasa. Artinya, gak egois, tapi mereka bicara terbuka dan keuntungan ide itu akhirnya buat teman-teman bersama juga.

Sebagai Ketua, Ipank menyambut baik ide itu. Namun, ide tersebut harus dibicarakan lebih dalam lagi, tentunya dengan tim kecil. Sebab, dasar pembentukan YPK sebenarnya adalah ajang untuk silaturahmi dan sosial. Silaturahmi di sini tentu bukan sekedar hahahihi, tapi maknanya bisa luas. Silahturahmi bisa berarti membangun jaringan person to person, bisa pula saling berbagi, bisa pula (mungkin) ajang jodoh bagi yang masih single.


Sebenarnya ide reengenering ini sudah sempat dibicarakan oleh Ipank dengan Ijam, Anto, dan Pepi, jauh sebelum acara halal bi halal ini. Waktu itu, idenya membuat sebuah seminar mengenai dunia film, dimana Riri menjadi pembicaranya. Namun, sayang akibat beberapa anggota YPK terlalu sibuk dan belum ada project officer yang meng-handle, ide itu tertunda.

Kita tentu tahu, setiap organisasi butuh uang kas, seperti YPK ini. Inti dari ide yang sempat dibicarakan Ipank, Ijam, Anto, dan Pepi yang selanjutnya menjadi ide Erry dan Oncel adalah memberikan sumbangan buat kas YPK. Jadi, kalo ada uang kas, setiap melakukan kegiatan, panitia jadi gak minta-minta uang ke teman-teman. Enak kan?

Tepat jam 20.30, Ipank ngumpulin teman-teman lagi. Isu yang dibahas soal reengenering itu tadi. Dalam membahas isu ini, Ipank dibantu oleh Oncel dan Erry. Pas Oncel ngejelasin, suasana di floor khusyuk, kecuali mereka yang berada di ruang lain. Ipank gak ingin suasana halal bi halal yang sebelumnya semarak, jadi berubah serius. Gak heran, isu reengenering ini cuma sekedar diketahui teman-teman. Sisanya, nanti akan ada tim kecil yang akan membahas bagaimana sebaiknya reengenering ini diaplikasikan di YPK.


“Moga-moga dalam waktu dekat, akan ada miting yang membahas masalah reengenering ini,” ucap Ipank.

Selesai berkumpul, satu per satu teman pamit. Namun sebelumnya mereka mendapat jatah sekantong plastik berisi makanan. Biasa, ibu-ibu. Gak boleh lihat makanan sisa, langsung dibungkus. Yang selalu punya inisiatif ini Dina Subingar dan juga Ade Riana.

“Ayo mana plastiknya?”

“Elo bawa sup ya? Makaroni sekrutelnya juga ya?”

Sementara ibu-ibu pada ngebungkusin makanan, Ipank, Meta, dan Arti serius membicarakan proyek YPK selanjutnya, yaitu donor darah. Insya Allah, donor darah akan berlangsung pada tanggal 1 atau 8 Desember 2007. Mengenai tempat, kita masih mengusahakan di arena sekolah Labs School. Kenapa mengusahakan? Ya, karena masih ada beberapa hal yang kudu dibicarakan lagi dengan pihak sekolah (baca: izin).

Sebagai kordinator proyek donor darah, Meta berharap tanggal dan tempatnya gak berubah. Kita kudu dukung 100% usaha Meta buat nge-goal-in proyek sosial ini. Kita sih berharap, sebagaimana Meta, bahwa tanggal dan tempat gak berubah. Namun, kalo nantinya ada teman-teman yang punya ide buat alternatif tempat, ya monggo, lho.

Jam sudah menunjukan angka 10. Hujan sudah berhenti beberapa saat lalu. Namun udara masih sejuk, buat ukuran Jakarta yang malam pun tetap panas. Dari hujan, menyisakan embun yang menempel di kaca mobil. Satu per satu teman-teman YPK pamit. Dan pada kesempatan ini, gue juga ikutan pamit dan mewakili anggota YPK say thanks again to Rimbi atas tempatnya. Wassalam! (*)

Sunday, October 7, 2007

Buka bersama yang seru di rumah Kiki

Rumah di pinggiran Kalimalang itu belum juga berubah. Kalo gue perhatikan, gaya arsitekturnya nyaris gak beda seperti yang gue lihat sekitar tahun 80-an. Mulai dari pagar, tembok, atap, kusen, dan teralis tetap dipertahankan seorisinal mungkin oleh sang pemilik yang bertubuh gendut rupawan. Barangkali yang berubah hanya kadar suara lalu lintas di depan rumah itu. Yang beberapa tahun lalu gak begitu bising, kini boleh jadi diperkirakan tiap satu detik dilewati beberapa kendaraan bermotor. Maklum, tiap hari jumlah kendaraan semakin banyak.

Memasuki ruang tamu, mulai ada sedikit perubahan. Ruang serasa lega bak lapangan futsal. Begitu pun melihat ruang-ruang lain. Hanya ada beberapa lemari yang dibiarkan mojok di dinding tembok, dan beberapa pajangan yang masih dibiarkan menempel di tembok warna krem itu. Sebuah jam dinding, yang semenjak gue masuk ke ruang tamu, jarum panjangnya selalu menujuk ke angka duabelas dan jarum pendeknya menunjuk ke arah tujuh. Yang paling mengesankan buat gue, sang pemilik rumah ini adalah sebuah kipas angin. Selain merek Nasional dengan logo lama, kipas angin itu masih nampak berfungsi dengan baik.

Itulah gambaran rumah Kiki. Teman kita yang berpostur aduhai bin ajaib ini memang masih tinggal di rumahnya yang sudah ia tempati sejak belum lahir. Sebuah rumah dinas milik ortunya seluas 500 m2 ini kini kabarnya tinggal dihuni dua orang saja: Kiki dan kelompotannya. Eh, nggak ding! Kiki dan kakaknya. Nah, kebayang dong kalo rumahnya jadi terasa luas? (Tapi kalo yang nempatin Kiki yang punya tubuh gede menjulang kayaknya sama aja kali ya? He3X). Jadi bukan tanpa alasan panitia memilih rumah yang belakangan diketahui akan dijual seharga dua miliar ini, menjadi tempat acara buka puasa bersama alias bukber, yang diadakan teman-teman YPK pada tanggal 30 September kemarin.

Sore itu sudah hadir Ipank, Handry, Riri, Upik, Mpet, Dewi Arimbi, Arief, Meta, Anto, Tommy Ijam, Ade, Dady, Andre Yunas, Fitri “Sang Kordinator Bukber” yang datang dengan suaminya, dan tentu saja Kiki sebagai pemilik sah rumah di Kalimalang ini. Bertepatan bedug magrib, muncul alumni yang gak diduga-duga: Oriza Sativa alias Tiva. Cewek yang namanya sempat didedikasikan pada sebuah lagu: “pukul Tifa toto buang” ini, datang bersama anaknya yang (busyet!) udah gede banget! Sebelum Tiva, datang pula mantan anggota Brigade OSIS favorit: Retno berserta anaknya.

“Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ ala rizqika afthartu. Birahmatika ya arhamarrahimin...”

Teh manis hangat yang disajikan di gelas plastik transparan itu seketika ludes blas. Maklumlah, kerongkongan yang sejak fajar hingga matahari terbenam kering, harus segera dibasahi dengan yang hangat-hangat. Selain teh hangat, di atas meja berukuran 40 X 40 cm itu tersedia pula es cendol. Sementara itu di meja ada tiga jenis kue sebagai pengganjal sebelum makan besar. Ada pastel isi telur puyuh, lemper, dan tahu. Buat yang gak biasa makan kue, panitia juga menyediakan kurma.

Kalo gue liat teman-teman yang lagi buka puasa, wih rasanya nikmaaaat banget. Setiap teguk air teh dirasakan. “Glukglukgluk!” Setiap gigitan kue dinikmati benar. Setiap biji kurma yang dikunyah, selalu ditelan...eit salah! Pokoknya, nikmat banget! Subhanallah! Tapi ya memang begitulah kondisinya. Kata orang, gak ada moment senikmat orang yang sedang berbuka puasa. Eit, tapi jangan kenyang-kenyang dulu, Bung! Karena bentar lagi kita sholah magrib berjamaah, lho! Yap! Sholat berjamaah, itulah agenda bukber berikutnya. Bukan mo ceramah, tapi cuma mo ngasih tahu aja friends, puasa kalo gak dibarengin sama sholat percuma. So, teman-teman kita pun sholat berjamaah.

Seperti biasa, al ustad Dady didaulat jadi Imam sholat magrib. Dady terpilih secara aklamasi, bukan karena ambisi pribadi. Terpilihnya pria berwajah sendu ini jadi Imam, tentu bukan tanpa alasan. Beberapa faktor memenuhi kriteria buat jadi Imam. Selain fasih membaca Al-Quran, hafal banyak ayat suci, faktor lain yang paling dominan adalah jenggot. Kebetulan di antara teman-teman YPK, gak ada yang punya jenggot sepanjang Dady. Kebetulannya lagi jenggot Dady asli.

Selesai sholat, tibalah acara makan. Di maja makan, sudah tersedia nasi bogana. Mungkin ada yang belum pernah tahu atau kenal apa pula nasi bogana itu. Bagi yang sudah tahu jangan berisik ya. Kalo gue perhatiin, nasi yang dibungkus dengan daun pisang ini, mirip gudeg. Rasanya manis-manis rindu gitu deh. Tiap-tiap bungkusnya ada berbagai jenis. Ada nasi yang pakai ayam suwir-suwir plus sedikit sayur. Ada pula yang pakai telor. Dan ada yang pakai udang.

“Kalo yang pake ayam yang mana?” tanya Retno pada Ade Riana.

Kebetulan anaknya Retno mau makan nasi bogana dengan lauk ayam. Tentu bukan ayam hidup lah yau. Nah, karena semua nasi tertutup daun pisang, jadinya untuk mendapatkan nasi dengan lauk sesuai keinginan, untung-untungan juga. Gak ada teman kita yang mau spekulasi menjawab mana yang pakai ayam, maka yang pake telor. Sticker bertuliskan Nasi Bali atau Nasi Udang yang ditempel di daun pisang, gak ngejamin isi lauknya sesuai. Gue jadi curiga, jangan-jangan yang ngasih sticker salah tempel, nih. Walhasil, Retno selalu mendapat nasi yang gak ada ayamnya. Karena gak sesuai, nasi bogana yang gak sesuai itu diberikan pada teman-teman lain. Mereka jadi tumbal. Untung yang jadi tumbal biasa makan apa aja (bukan binatang jenis omnivora, lho).

Selain ayam bogana, di meja makan juga terdapat dua loyang makanan ala Italia, salah satunya Lasagna. Ipank rupanya lebih suka makan Lasagna buat ngebuka makan berat malam itu, ketimbang nasi bogana. Boleh jadi hal ini latarbelakang Ketua YPK kita ini yang dulu sempat tinggal lama di Italia bareng Papa Ron’s.

Kelar sholat tarawih dan witir berjamaah, agenda bukber selanjutnya mendengarkan siraman rohani alias ceramah. Malam itu, ustad yang hadir adalah Ustad Hasan Daleel. Sekedar ngasih info latar belakang sang Ustad, konon Ustad Daleel kenal Pak Arief Rahman. Tahu dong nama satu ini? Mantan Kepala Sekolah kita tercinta yang kini sibuk di Sekolah Diponegoro yang ada di jalan Sunan Giri. Nah, karena kenal, Ustad ini sering diundang Pak Arief buat ceramah di Labs School sekitar tahun 90-an. Ustad juga sempat mengisi acara-acara ceramah Islam di televisi. Kebetulan sih gue belum pernah liat, gak tahu teman-teman dah pernah liat?

“Bangsa kita ini mayoritas Islam,” jelas Ustad. “Namun sayang, pada saat melakukan tindakan di jalan Allah, umat Islam justru jadi minoritas,” lanjut Ustad Daleel yang malam itu mengenakan baju koko warna hitam.
Ceramah Ustad malam itu banyak berkisar soal pribadi kaum muslim. Kata Ustad yang tinggal di Lenteng Agung ini, kebanyakan kaum muslim ngerjain sholat cuma buat masuk sorga. Prinsip itu memang gak salah. Tapi ada tingkatan yang luar biasa yang kudu dilakukan kaum muslim, yakni ngamalin sholat dalam kehidupan sehari-hari. Maksudnya, kalo saja amalan sholat sudah merasuk ke dalam sanubari mayoritas muslim, bukan gak mungkin bangsa Indonesia bisa lepas dari predikat negara terkorup di dunia. Lho emang Indonesia disebut negara terkorup ya? Hehehe...becanda! Tuh dengerin tuh!

Selain Ustad ceramah, ada dua teman kita yang tanya-tanya: Mpet dan Peppy. Padahal Ustad sudah kebelet buat pergi lagi, karena ada undangan lain. Untung Ustad sabar ngejawab pertanyaan Mpet dan Peppy.

“Memang banyak Ustad yang sebenarnya ustad-usatadan,” terang Ustad Hasan. Maksudnya, secara fisik banyak orang yang fasih berbicara bahasa Al-Quran, hafal ayat-ayat suci, langsung mengaku dirinya ustad. Padahal kelakuannya, mohon maaf, jauh dari wujud ustad sesungguhnya. Memang sih kita gak boleh su’udzan atau berburuk sangka. Tapi realitanya memang banyak ustad perlu mendapatkan bimbingan agar jadi the real ustad.

Di tengah-tengah ceramah, ada dua teman kita yang muncul lagi. Mereka adalah artis terkenal era 70-an: Lisa dan Yoli. Maaf, bukan artis 70-an ding, tapi 50-an (lho! Kok malah makin tua ya?). Maaf lho, cuma becanda. Kehadiran Lisa dan Yoli memang cukup menyenangkan. Pasalnya, mereka jarang-jarang hadir di acara kumpul-kumpul YPK seperti bukber ini. Gak heran mereka segera diberi kalungan bunga oleh teman-teman. Tapi sayang, kalungan bunga gak ada, yang ada kalungan celurit..He3X.

Agenda terakhir bukber kali ini adalah ramah tamah. Di momen ini, Ipank selaku Ketua YPK melaporkan soal next program yang akan sudah diagendakan, yakni Halal bi Halal dan (lagi-lagi) donor darah.

Soal Halal bi Halal, teman-teman setuju diadakan lagi di rumah Kiki. Bahkan tahun baru pun teman-teman sepakat di rumah Kiki. Tahu dong alasan kenapa rumah Kiki jadi incaran teman-teman. Pertama, Kiki orangnya ramah dan tidak sombong...eh salah, maksudnya karena rumah Kiki luas. Konon, rumah ini bisa dihadiri sampai 100 ribu orang. Lima puluh orang di dalam rumah, sisanya di luar rumah.

“Mudah-mudahan sih rumah gue udah terjual sebelum Halal bi Halal,” kata Kiki seraya memanjatkan doa. Sebaliknya teman-teman justru mendoakan rumahnya jangan sampai terjual dulu. At least sampai tahun baru lah. Kalo perlu, baru terjual sampai tahun baru 2010! Walah! Sekarang tinggal kuat-kuatan doa siapa yang terkabul aja, deh..he3X. Menurut ilmu yang gue baca, doa orang yang tertindas justru malah dikabulkan Allah. Nah, siapakah orang yang tertindas itu? Apakah Kiki? Atau teman-teman kita? Ayo! Segera kirim jawaban kamu di sehelai kartu pos sebanyak-banyaknya. Hadiahnya...ade deh!

Malam itu, Ipank juga ngumumin secara informal Kordinator program donor darah. Gak lain gak bukan adalah Meta. Selamat ya, Met! Kita-kita pasti dukung elo deh. Rencananya, program YPK ini Insya Allah bakal diadakan bulan Desember 2007. Jadi, masih ada kesempatan mengisi darah di tubuh teman-teman buat nanti disumbangkan.

Kelar ngomong, Ipank membuka forum tanya jawab maupun brainstorming. Ya, kali-kali aja ada usulan. Dan benar kan, ada berbagai usulan yang dilontarkan teman-teman YPK. Salah satu usulan datang dari Handry. Menurut pria keriting yang kini berkepala setengah plontos ini, YPK kalo bisa bikin perpustakaan. Perpustakaan yang dimaksud, didirikan di sebuah tempat yang dekat dengan aktivitas sosial, entah itu sekolah atau institusi sosial lain.

“Yang penting tempat itu harus pemanen,” kata Handry. “Jangan sampe udah didirikan perpustakaan, eh sekolah atau tempatnya digusur,” lanjut Handry, yang langsung menyangupi jadi Project Officer program perpustakaan YPK ini.

Usulan Handry mendapat respon luar biasa dari rekan-rekan. Sebagai langkah awal, Anto dan Mpet ditugasi mencari tempat yang bisa dijadikan perpustakaan tersebut. Gak tahu kenapa Anto dan Mpet yang ditunjuk buat nyari tempat. Mungkin wajah dua orang ini mirip perpustakaan, maksudnya meja dan bangku perpus.

“Kalo perlu kita sewa tempat dan hire orang buat jagain perpustakaan itu,” tambah Handry sambil menggulirkan senyum, sehingga giginya yang putih terlihat jelas (Untung gak ada cabe nempel, Ndri).

Nah, bagi rekan-rekan yang juga punya usulan tempat. Boleh dong, kasih tahu dimana keberadaannya. Kami juga sangat merindukan info ini. Kalo memang ada, jangan sungkan-sungkan kontak Anto atau Mpet ya di nomor 021-92871546. Insya Allah, amal bakti rekan-rekan diterima di sisi Tuhan. Amin! (*)

Tuesday, October 2, 2007

Gabung ke facebook.....

Temans....
Coba klik facebook.com
Seru banget, bukan cuma kayak friendster yang cuma friendship network aja, tapi jauh lebiiiiih asiiik. Banyak fitur2 yang aneh bin ajaib dan ngga ngebosenin....
Blog labs88 juga bisa dilink kesana...



Gue, Thaya, Riri, Anna, Inno sudah ikutan (Mungkin udah ada juga temen2 lainnya, cuma gue belom tahu aja kayaknya....)

Kalau temen2 mau join, pasti lebih ok lagi....
Ditunggu, salam manisss...mmmmmuuuuaaaaahhhh!

Ulang tahun sang sutradara

Tanpa mengecilkan arti dari teman-teman yang lain, tak bisa kita pungkiri sahabat kita yang satu ini memang tergolong populer mulai sejak kedatangannya waktu kelas 4 SD dulu. Pada awalnya dia masih dipanggil dengan nama aslinya, tapi begitu masuk SMP, Jibay adalah nama baptisnya. Entah siapa yang memulai, yang jelas nama itu jadi panggilan kita buat anak yang waktu SMP berambut pirang bukan karena di cat tapi karena kepanasan main sepeda dan layangan dari rumahnya di Tanjung Priok.

Masuk SMP, kepopularitasannya semakin naik karena dia memiliki kebisaan yang hebat, main drum! Mungkin juga karena kebisaannya itu, plus karena memiliki seorang kakak yang waktu itu sudah SMA di Lab School juga, maka anak itu dikenal dimana-mana. Waktu SMP ini gue mulai sekelas sama dia. Ngga' cuma sekelas, tapi juga sebangku, satu gank, teman nongkrong, bolos, nonton BF, sampe maen band bareng sampai aneka atraksi khas anak baru puber yang sering kita lakukan dulu. Gue inget, salah satu hobby kita waktu SMP itu adalah main sepeda..., bayangin aja, dari Rawamangun sampae ke Ancol naik sepeda...santai dan seneng-seneng aja tuh...coba kalo sekarang, naik sepeda dari jalan Pemuda ke Ancol?....hehehe...capppeee deeh!


Selain itu, salah satu hal yang khas dari anak ini adalah....setiap kali kita berkunjung ke rumahnya selalu bertemu dengan ayah, ibu atau anggota saudaranya yang banyak itu berbicara dengan logat Makassar. Entah kenapa, begitu kita dengar logatnya, kita pun suka terbawa-bawa. Bahkan sampai sekarang pun kita sudah tua begini, setiap ketemuan pasti ujung-ujungnya kita ngomong pakai logat Makassar...hehehe...

Masuk SMA, gue masih sekelas dan sebangku. Belum lagi karena kita masuk OSIS bareng jadi anak buahnya Boss Eri Mulyo. Main band bareng sih masih, walaupun sempat kita pisah band gara-gara teman kita satu ini sempat putus hubungan asmaranya dengan sang gitaris cewek teman kita juga...hehehe...Walaupun kita semua tahu akhirnya sang pemain gitar itu pula yang kemudian dipinangnya dan hidup bahagia sampai sekarang.

Lulus SMA, masuk IKJ dan jadi sutradara terkenal sampai sekarang ini juga membuktikan bahwa memang dia punya bakat ngetop sejak kecil. walaupun mungkin kalah ngetop sama Ateng atau Djojon, tapi kalau disebut nama Riri Riza saat ini, siapa tak kenal dia? (Kayak lirik lagu Mas Boy aja nih...."Siapa tak kenaaaal diaaa??")

2 Oktober ini adalah hari bahagia buat M.Rivai Riza alias Jibay alias Reasz alias Riri! Selamat ulang tahun bung! Semoga selalu bahagia dengan keluarga, diberikan kesehatan, kebahagiaan selalu...Ditunggu karya-karya berikutnya....terutama film komedi seksual atau sinetron ala hidayah dan rahasia Illahi....mumpung ada temen kita juga yang masih aktif main sinetron....hehehe

Thursday, September 27, 2007

Futsal jilid 2


Dady, Pepy, Ipang, Trige

Ini ada foto-foto waktu Futsal kemaren, gue baru dapet dari Acink....
Terlihat sekali semangat teman-teman dalam menggocek si bola bundar...


Dady mencoba melewati pemain lawan.......bingung, mana bola mana Kiki?


Goooooooooooolllllllllll!!!!!!

Buka puasa bersama Labs88!

Temannsss.....

Hari Minggu nanti, tanggal 30 September 2007, Insya Allah Labs88 akan mengadakan acara buka puasa bersama, disambung dengan shalat tarawih bersama yang akan diselenggarakan di kediaman rekan kita Rizkijanto-Kiki Gemblong, yang beralamat di Jalan Inspeksi Saluran No B21-Kalimalang Jakarta Timur. Acara ini Insya Allah akan dimulai pada pukul 17.00 WIB sampai kita bosan.....

Acara siraman rohani ini jua akan diisi oleh ustad beneran....bukan Haji Kiki atau Ustad Njik...hehehe...Jadi semoga bisa bermanfaat buat kita semua! Kan terakhir kita dengerin ceramah agama bareng-bareng bukannya waktu SMA dulu, jamannya dengerin ceramah jumatan Pak Hasanuddin...hehehehe...Jadul banget ya...

Selain itu temans, untuk kelancaran acara, dimohon kerelaannya untuk iuran Rp.50.000/ orang yang bisa teman-teman transfer melalui rekening BCA N0 3011431788 a/n Judy Lifa/ Riana Permasari

Konfirmasi kehadiran teman-teman bisa melalui SMS ke tiga teman kita dibawah ini....

Dina Subingar: 0816945330
Adhe Riana : 085697238889
Dewi Arimbi : 08129237581

Ditunggu kehadiran rekan-rekan Labs88 semua di hari minggu nanti. Semoga acara ini bisa selalu memberikan rahmah, hidayah dan inayah bukan kita semua serta senantiasa menyambungkan tali silaturahmi yang sudah kita jalin sejak duluuuuuuuuu bangeett..

Tuesday, September 25, 2007

Meeting besar di rumah Dina

Kompleks Loka Indah nampak beda sekali dari lebih duapuluh tahun lalu, kala gue pertama kali ke tempat ini. Tanah-tanah kosong yang dulu sempat gue lihat, sudah gak ada lagi. Semua sudah diisi oleh perumahan-perumahaan bertanah luas dan berpagar tinggi. Gak heran begitu memasuki area kompleks yang terletak di Warung Buncit ini, gue agak pangling. Berubah hampir 180 derajat. So, gak heran pas nyari rumah Dina Subingar, perlu feeling yang super kuat. Satu hal yang menguatkan feeling gue, dulu dekat rumah Dina ada lapangan olahraga, kalo gak lapangan tenis, ya golf.

“Jangan-jangan lapangan ini pun sudah punah jadi perumahan?” pikir gue dari balik kaca mobil. Alhamdulillah, developer Loka Indah gak “iseng-iseng” amat, buat menyulap lapangan tenis dan golf menjadi rumah gedong. Tahu dong, di Jakarta ini, kontraktor atawa developer pandai banget “menyulap” lahan kosong, menjadi mal atau real estate. Ya, tentu “sulapan” mereka baru berhasil, setelah ada kongkalikong dengan pemerintah. Ups! Kok gue jadi tendensius begitu sih? Sorry! OK, balik lagi, lapangan memang satu-satunya “cue” gue buat tahu posisi rumah Dina, selain nomor 25 tentunya. Nah, karena lapangan masih eksis, “Sekarang tinggal cari nomor 25 deh!”

Ngomong-ngomong ngapain sih gue ke rumah Dina? Mungkin teman-teman juga ada yang tanya. Begini friends, malam tanggal 20 September kemarin, Ipang dan Dina punya inisiatif buat ngumpulin teman-teman anggota ikatan alumni Labs 88 “Yang Penting Kompak”. Goal-nya, buat mematangkan usulan-usulan yang sempat dilontarkan, saat dinner di Kemang Food, kelar main Futsal beberapa waktu lalu. Singkatnya: meeting ikatan alumni, gitu. Agenda meetingnya: buka puasa bersama, donor darah, dan reuni 20 tahun “Yang Penting Kompak” tahun depan.

Pada saat gue hadir, beberapa teman kita sudah ngumpul. Mereka adalah Ipang, Pepi, Ijam, Arief, Fitri, Dewi, Ade Riana, dan Dina sebagai tuan rumah. O iya, sebelumnya, mereka sempat melakukan buka-bukaan dulu. Jangan ngeres, lah! Maksudnya buka puasa bersama. Gak heran malam itu, makanan Alhamdulillah gak kekurangan. Ada cap cay, mie goreng, dan puyunghai. Untuk kue, ada kue pastel isi sayur, donat isi teri (gak mungkin kan?), dan makroni skrutel. Gak ketinggalan ada es buah segar ceria. Mayoritas makanan dan minuman, disediakan sama tuan rumah yang cantik dan baik hati: Dina Subingar. Jadi, gue dan teman-teman yang hadir kudu mengucapkan secara aklamasi: “Terima kasih Dina!”

Agenda pertama yang dibahas malam itu adalah buka puasa bersama. Seperti rapat-rapat sebelumnya, terjadi usulan-usulan mengenai kordinatornya, tanggal pelaksanaan, acara di hari-H nya ngapain, dan soal tempat pelaksanaan.

Mengenai waktu, disepakati pelaksanaan buka puasa pada tanggal 30 September 2007. Trus mereka yang datang kudu menyumbang 50 ribu perak.

Kalo kita tengok di kalender, tanggal 30 jatuh pada hari Minggu. Pemilihan hari Minggu, karena dianggap hari yang kemungkinan besar banyak alumni Labs 88 yang bisa ikutan hadir. Maklum hari libur kerja.

Jadi, kalo bisa rekan-rekan jangan ada aktivitas lain, selain datang ke buka puasa bersama. Kalo ada rencana ke luar kota, ya dibatalkan aja. Kalo ada keluarga yang mau married di tanggal-tanggal itu, tolong bilangin diundur saja. Termasuk yang mau punya hajatan, sunatan, arisan, dan lain-lain. Intinya, nyok kita ramein buka puasa bersama!

Mungkin ada yang tanya juga, kenapa bertepatan dengan peringatan G 30 S PKI? Terus terang, kami gak bermaksud menyinggung atau mengingatkan para korban keganasan G 30 S PKI, lho. Kami bukan anak buah Aidit. Kami juga bukan pengikut Orde Baru (Orba). Memang, kami dilahirkan di masa Orba, tapi kami gak main politik-politikan, kok, apalagi sampai terjun ke politik praktis segala.

Dalam pelaksanaan buka puasa ini, Fitri menjadi Kordinator-nya. Penunjukan Fitri tentu bukan tanpa alasan. Sekarang ini track record-nya sebagai kaum muslimah, patut dibanggakan. Tentu gak perlu disebutkan satu per satu lah. Nanti dibilang riya lagi. Yang pasti, untuk urusan rohani, Fitri selalu memberi usulan yang luar biasa. Sebelumnya ia sempat melontarkan ide ngaji bulanan alumni Labs 88.

“Jadi buka puasanya dimana nih? Di rumah Fitri atau Kiki, nih?” tanya Dina.

“Kalo gue mah pilih di rumah Fitri,” celetuk Ade Riana, yang malam itu seperti biasa ditemani sang suami tercinta: Rendra. “Soalnya rumah Fitri deket sama rumah gue,” tambah Ade. Lah, pantes aja!

“Mending kita voting deh,” usul Dina, seraya anggota DPR/MPR dalam sebuah sidang paripurna. Dari voting itu menghasilkan suara seimbang: 50% suara mengusulkan buka puasa di rumah Fitri, 50% sisanya di rumah Kiki. Meski berimbang, setelah melakukan musyawarah dan mufakat, diputuskan buka puasa akan dilaksanakan di rumah Kiki.

Buat buka puasa ini, rekan-rekan dimohon buat konfirmasi kehadirannya (plus uang sumbangan yang 50 ribu itu, tentunya), kalo gak ke Fitri (sebagai kordinator), ya ke Dina atau Ade Riana. Ini tujuannya buat membantu tim buka puasa nge-booking makanan. O iya, sebelum lupa, Insya Allah nanti pas buka puasa bersama, akan ada Ustad dan Da’i kondang. Bukan dari Pildacil, tapi khusus didatangkan dari Hollywood...hehehe enggak ding! Tapi kalo soal akan ada Ustad, itu beneran, lho. So, jangan gak hadir ya!

Saat itu jam sudah menunjukan pukul 21 lewat. Menurut gue cukup malam di bulan puasa, karena pagi-pagi kan kudu bangun sahur. Nah, berhubung agenda meeting masih ada dua lagi, rekan-rekan kita sepakat “maju jalan” alias meneruskan meeting. Terus terang gue sempat berpikir, rekan-rekan kita ini “gila” juga komitmen-nya. Luar biasa!!!

Agenda pertemuan selanjutnya adalah ngomongin soal donor darah. Lagi-lagi gue berpikir, kok pembicaraan donor darah gak ada progres-nya acan. Yang diomongin itu-itu terus. Mentah terus! Apa yang salah ya? Bukan maksud membuka siapa yang salah dan siapa yang benar, lho. But anyway, inti pembicaraan agenda donor darah malam itu adalah, Ipang wajib mutusin secara tegas. Maksud?

Begini, maksudnya. Donor darah akan tetap dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan aspek waktunya. Mengenai siapa yang akan membantu dalam kepengurusan panitia donor darah, Ipang nanti
yang bakal menentukan. Yang pasti, rekan-rekan yang hadir malam itu sepakat, siapapun orang yang akan “menggerakkan” program donor darah ini, pasti didukung 100%, asal terus berkordinasi (baca: punya komitmen dan komunikatif).

Agenda terakhir yang dibahas adalah momentum 20 tahun Labs 88. Sebagaimana sudah dibicarakan di Kemang Food tempo hari, momentum 20 tahun gak harus membuat reuni satu malam. Ada baiknya dibuat seperti sebuah rentetan acara selama tiga hari dengan agenda membuat program sosial (misalnya bakti sosial) dan program kesehatan (sunatan masal, donor darah, dll). Namun malam itu rekan-rekan gak langsung mutusin buat ngejalanin reuni model begitu. Anto ngusulin perlu ngebuat questioner, dimana questioner tersebut bertujuan buat mengetahui respon teman-teman. Nah, karena kebetulan elo udah baca tulisan di blog ini, tolong respon questioner di bawah ini ya.

1.
Perlu gak sih kita membuat reuni 20th Labs88 ?
[A] Perlu
[B] Nggak Perlu
[C] Terserah
[D] Jawaban lain:

2.
Kalo perlu seperti apa konsep reuninya? [Bagi yang menjawab “Perlu”]
[A] Seperti reuni ke-19 kemarin aja
[B] Karena momentum 20 tahun, jadi konsepnya harus beda, misalnya dibuat rangkaian acara.
[C] Biasa-biasa aja deh. Selamatan bikin tumpengan, berdoa, terus ceramah ustad, deh.
[D] Jawaban lain:

3.
Kalo gak perlu kenapa?
[A] Baru kemarin reuni, masa mau reuni lagi.....Cappeee, deh!
[B] Kayaknya ngabis-ngabisin waktu dan uang, deh!
[C] Gak punya alasan, tapi sekali gak perlu tetap gak perlu!
[D] Jawaban lain:

4.
Apakah teman-teman pasti hadir di reuni tersebut? (Jika teman-teman memilih perlu dibuat reuni)
[A] Of course, dong!
[B] Hmmm...gak tahu deh bisa apa gak
[C] Males, ah! Soalnya pasti ketemu sama si anu...
[D] Jawaban lain:

Teman-teman cukup mem-bold jawaban yang dipilih atau mengisi jawaban lain yang sudah tersedia. Jika teman-teman sudah mengisi questioner tersebut di atas, mohon kirim via blog ini atau via email ke Ipank di eepank@yahoo.com atau ke Salsa di salsabila25@yahoo.com. Kalo gak mau via email, bisa juga dititip antar teman alumni Labs88 lain.

Jawaban elo-elo sekali sangat diharapkan dan ngebantu banget. So, please respond ya!.....

Malam sudah semakin larut. Beberapa orang sudah kelihatan “teler” berat. Jam memang sudah menunjukan pukul 22 lewat. Ipang mutusin, meeting kali ini kelar. Selesai gak selesai dikumpulkan. Kebetulan memang sudah selesai, sih. Mata Dina juga sudah kerlap-kerlip. Gak enak dong, masa tuan rumahnya sudah ngantuk, tamu-nya gak tahu diri?

Entah sudah kenyang atau sudah ngantuk, makanan kecil di meja masih banyak. Kalo saja para risoles dan para donat bisa ngomong, pasti mereka sudah berteriak-teriak begini: “Om-Om, godain kita dong!” Nah, supaya gak mubazir, para ibu-ibu (Ade dan Dina) ngebakali para bapak-bapak kue. Walhasil, persis kayak pulang selamatan, rekan-rekan kita membawa “oleh-oleh”. Sebelum meninggalkan pagar rumah, kami pun kembali mengucapkan thx to Dina Subingar yang sudah menyediakan tempat dan makanan. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Amin!

Demikian laporan pandangan mata dari Brillianto alias Anaknya Pak Prodjo.....

Sunday, September 16, 2007

Janjian dengan Ujie di Bandung

Gue lagi ada di Bandung, kebetulan sedang shooting untuk iklan tv terbaru yang gue bikin. Cuma dua hari, sabtu dan minggu. Beberapa hari sebelumnya, gue sempet telpon-telponan sama Thaya. Dia mengabarkan kalau sahabat kita yang sudah lama tinggal di New York sana sedang ada di Bandung juga. Siapa lagi kalau bukan Suzy Herawati atau Ujie!

Akhirnya, barusan aja, gue ketemuan sama Ujie yang datang bareng kakak perempuannya serta tak ketinggalan Thaya dan Acink yang repot-repot datang juga ke Bandung. Setelah shooting gue selesai dan urusan mereka selesai, akhirnya kita semua ketemuan di tempat gue menginap di Hotel Geulis Dago. Kebetulan coffee shopnya masih buka, jadilah kita ngumpul, ngeriung kalau kata orang sunda.

Ternyata sudah sekitar tujuh tahun gue ngga' ketemuan sama Ujie. Mungkin banyak juga teman-teman 88 yang sudah lama banget ngga' ketemu sama dia. Jangankan yang tinggal di luar negeri, wong yang sama-sama satu kota di Jakarta aja kadang-kadang juga ngga' pernah ketemuan juga. Ngga' ada perubahan sama sekali yang gue lihat dari Ujie. Sama seperti kalo kita ketemu beberapa tahun lalu....



Ujie sendiri sudah beberapa hari ini di Jakarta, sampai tanggal 22 nanti dia baru pulang lagi ke NY, karena tanggal 24nya sudah harus masuk kerja lagi. Ujie adalah salah satu dari beberapa sahabat kita yang tinggal di luar negeri seperti Satya di Singapura, Herry Iswahyudi di Jerman, Apit dan Anna di Sydney, Rasyad di Malaysia, Inno di Amerika, Yulia di Perancis (Kalau ngga' salah) terus juga ada Yunetin di Inggris dan mungkin banyak lagi teman-teman kita yang berdomisili di luar tapi kebetulan gue ngga' dapat datanya....



Akhirnya kita berlima pun ngobrol santai. Ngga' lama-lama sih sebab Ujie dan kakaknya juga mau istirahat, gue juga mesti istirahat karena shooting seharian dan Acink-Thaya juga mesti ke Jakarta. Akhirnya setelah kurang lebih satu setengah jam ngobrol, plus-foto-foto, sekitar jam 12 malam kita bubaran...Mungkin takut jadi labu kayak Cinderella....

Berikut ini gue pasang beberapa foto waktu kita ketemuan tadi....

Friday, September 14, 2007

Laporan Futsal dari Anto....

Temans... Ini adalah laporan pandangan mata saat Labs'88 mengadakan acara Futsal beberapa waktu lalu. Ditulis dan diracik oleh Anto Prodjo. Silahkan dinikmati......

Kalo ada kemauan, pasti ada jalan. Ada gula ada semut. Begitulah pepatah kuno yang meski gak nyambung, tapi tetap up date. Meski dimana-mana hujan, banjir, dan macet, beberapa anak Labs 88, tetap punya jalan untuk melaksanakan kegiatan main futsal di Kemang. Ipang, Trige, Anto, Kiki, Pepi, dan Dady membuktikan itu. Pada Jumat malam, 8 September 2007 lalu, mereka berfutsal-futsal ria. Selain mereka, hadir pula Dina, Salsa, Ade Riana, Acing, Taya, dan Ijam. Kehadiran mereka menjadikan suasana gerimis yang mengundang menjadi hangat, sehangat kompor gas.

Bak tim nasional, persiapan mereka untuk main futsal luar biasa. Setidaknya begitulah pikir anak-anak Labs 88 itu. Selain bawa celana pendek dan kaos ganti, mereka membawa sepatu kets dan handuk kecil. Bahkan ada yang bawa kaca mata renang, sapu tangan, bando, jepitan rambut, sendok dan garpu segala. Entah buat apa aksesoris yang gak nyambung untuk melaksanakan futsal malam itu. Namun bisa dimaklumi. Acara main futsal ini baru pertama kali dilakukan. So, kalo ada aksesoris yang gak nyambung, ya wajarlah.



Trige dan Dady bisa jadi dua rekan kita yang cemerlang main futsalnya. Kalo ada pemilihan Abang-None Futsal, barangkali mereka bisa terpilih menjadi peserta favorit. Betapa tidak, permainan futsalnya aduhai. Gocek sana, gocek sini. Tendang sana, tendang sini. Sundul sana, sundul sini. Goyang sana, goyang sini. Pokoknya seru. Permainan Trige mengingatkan kita pada permainan Inul Daratista, eh salah Rully Nere. Sementara permainan Dady mengingatkan kita pada aksi Anthonio Kasparov. Dengan skill yang luar biasa, segala sudut di lapangan futsal, mereka hajar tanpa sisa. Tak heran gawang musuh jebol tak karuan.



Pada awal-awal permainan, tim dibagi 2 pemain. Masing-masing 3 pamain. Tim A dikomandoi oleh Kiki dibantu Anto dan Pepy. Tim B dikomandoi Ipang dibantu Trige dan Dady. Detik-detik pertama, Tim A terus menerus diserang. Gol-gol indah dan gak indah terus digulirkan Tim B. Menurut jubir Tim A, Kiki, “Jagoan biasanya kalah dulu”. Ternyata, sampai dengan akhir pertandingan, Tim A tetap kalah. Menangapi kekalahan ini, Kiki berkomentar lagi, “Masih mending kalah futsal, daripada korupsi”. Benar juga ya?



Sudah bisa diprediksi nafas teman-teman kita main futsal, pasti gak lebih dari 1 jam. Maklum, nafasnya bukan nafas yang steril lagi. Sudah terkontaminasi. Ada yang punya nafasnya tinggal sehari dua hari gara-gara kebanyakan nikotin. Makanya jangan mau beli tembakau, kaya-kayain pabrik rokok aja. Walhasil, nafas kembang kempis (temannya kembang setaman). Untung saja ada dua cowok bule yang ikut-ikutan main futsal. Kalo gak, bisa-bisa rekan-rekan Labs 88 digotong masuk USG, eh salah UGD.

Kelar futsal, kami kemudian ngobrol visi dan misi Labs 88. Awalnya santai, eh lama kelamaan setengah serius, eh berubah jadi serius. Mumpung perut menagih janji minta makanan, kami memutuskan untuk melanjutkan obrolan sambil makan malam. Bukankah lebih nikmat, dalam keadaan perut kenyang, otakpun jadi encer. Gagasan yang brilian pasti akan muncul dengan seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Awalnya beberapa ide tempat makan digulirkan. Ada yang milih di warlong. Ada yang milih di McD aja, karena di situ jualan ayam Kentucy (lho?). Yang terakhir ada yang pilih makan the aja di kebun teh Puncak. Karen aide-iedenya ngawur, maka tempat yang dipilih ya gak jauh dari lokasi futsal: Kemang Food.

Buat rekan-rekan yang sudah pernah ke Kemang Food, pasti sudah ngerasain dikerubungi para penjual makanan. Yap! Bak selebritis, calon pembeli langsung disambut dengan deftar menu dari para penjual makanan itu. Belum juga duduk dengan sempurna, daftar menu itu sudah harus kita “nikmati”. Sebenarnya, gaya main kerubutan seperti itu lazim dilakukan di food court manapun. Bukan salah mereka sih, karena mereka mungkin pakai cara “jemput bola” ke pelanggan. Namun sebagai pelanggan, kok kayak-kayaknya gak ada kebebasan lagi buat duduk beberapa menit, menikmati pemandangan sekitar dan kemudian baru memutuskan mau makan apa ya…



Gak semua rekan-rekan yang sebelumnya muncul di lapangan futsal ikutan nongkrong di Kemang Food. Trige, Dady, dan Salsa misalnya. Mereka lebih memutuskan untuk pulang duluan, karena takut rumah mereka kebanjiran dan terjadi gempa susulan. Tinggallah Ipang, Kiki, Jambrud, Anto, Pepi, Dina, Acing, Thaya, dan Ade yang masih stay tune.

Sambil makan, kami meneruskan obrolan serius tadi. Beberapa hal yang sebenarnya juga perlu mendapat masukan dari teman-teman lain di blog dan milis. Apakah kita perlu melaksanakan reuni 20 tahun? Lalu niat membuat donor darah? Apa program di bulan puasa?

Anto sempat menggulirkan pernyataan “bodoh” dan ide. Bahwa sebenarnya kalo hanya melaksanakan reuni seperti kemarin, sangat sayang. Tak ada hal yang “berkesan” yang bisa kita dapat. Mungkin maksudnya bagus, ingin mengumpulkan orang-orang yang kemarin tidak sempat ikut reuni datang. Namun ada beberapa faktor yang kudu dicermati. Pertama, waktunya dekat dengan reuni kemarin. Kedua, jangan-jangan yang datang reuni orangnya itu-itu juga. “Gue usul, momen 20 tahun ini dibuat seperti rangkaian acara. Bukan cuma dalam satu malam ketemu setelah itu bubar, seperti kemarin,” usul Anto. Maksud Anto, ada 3 hari yang bisa kita lakukan kegiatan berbeda, misalnya ada baksos, sunatan masal, jogging bersama, donor darah, dan beberapa aktivitas lain.



So far dari usulan tersebut, Dina dan Pepi setuju. Sisanya masih abstain, termasuk Ipang. Ada juga yang golput. Kiki misalnya. Sejak pemilihan calon gubernur DKI kemarin, ia cenderung golput. Nah, buat rekan-rekan yang membaca blog ini, mohon sumbang saran dan masukan mengenai usulan tersebut ya. Dengan begitu, konsep reuni 20 tahun Labs 88 semakin jelas.