Monday, December 17, 2007

Buat Pak Doktor baru kita

Kejadian ini kira-kira terjadi tahun 1984 kalau ngga' salah. Waktu itu kita masih kelas 7 atau 2 SMP. Tiba-tiba, gue dipanggil oleh Pak Murdjono -guru matematika- untuk ke ruang guru. Saat itu gue jadi ketua kelas 7C. Bingung juga, ada apa dipanggil sekolah, ngga' ada angin dan hujan. Tiba-tiba diminta ke ruang guru.

Ketika di perjalanan dari kelas ke ruang guru. Pak Murdjono sekilas bercerita.
"Ada anak baru, pindahan dari SMP lain. Nantinya masuk kelas kamu!"
Oh, ternyata saya mau dikenalkan dengan seorang anak baru. Kirain mau dihukum karena ketauan nyontek, merokok atau apaaaaa gituuuu. Sebagai ilustrasi saja, jaman itu, terutama bagi cowok-cowok yang ada di kelas C, adalah jaman yang ngawur berat. Hampir setiap hari, sepulang sekolah, kita nongkrong diluar sekolah. Biasanya kalau ngga' dirumah Ipang/ Acink atau alm.Bimo, atau main dan nongkrong ke Aldiron, Melawai atau Ratu Plaza...hahahaha!

Kembali lagi ke cerita di atas, sampailah akhirnya gue ke ruang guru.
Disana sudah menunggu seorang anak yang potongannya agak gemuk-gemuk gitu, dengan rambut poni ala The Beatles. lalu diperkenalkanlah gue dengan anak itu. Sambil dikenalkan, Pak Murdjono kembali mengulang perkataannya bahwa anak tersebut adalah anak baru yang akan menjadi teman baru di kelas 7 C. Okelah dalam hati saya. paling-paling nanti juga kita kerjain, begitu sudah masuk. Hahaha....jailnya mulai timbul!

Setelah berkenalan, kemudian Pak Murdjono meminta anak tersebut untuk saya antar masuk ke kelas. Aneh juga ya, biasanya kalau ada anak baru, yang bertugas mengantarnya dan memperkenalkannya dalam kelas adalah guru. Ini malah seorang ketua kelas. Tapi mungkin itu hebatnya Lab School, sejak kecil seorang anak sudah dituntut untuk bisa memiliki tanggung jawab dan peran yang besar, tidak hanya jadi pengekor gurunya saja.

Dalam perjalanan menuju kelas 7C, sekali lagi gue tanya siapa namanya. Sebab waktu diperkenalkan tadi mungkin gue ngga' konsen atau entah kenapa jadi lupa nama si bocah gemuk ini. Anak tersebut mengulang menyebut namanya kembali.

"Nama gue Dan Mugisidi"

Oh ok. Ternyata waktu itu, kata Mugisidi terdengarnya seperti Monginsidi!
Makanya waktu sampai di kelas, terus si anak baru ini diserahkan ke guru yang mengajar saat itu (Nah, kali ini gue lupa siapa yang lagi mengajar saat itu) Lalu gue kembali ke bangku paling belakng, tempat gue duduk bergerombol sama gank Keychit, ada Ipang, Reasz, Arif, Acink, Jupri, Njik dan banyak lagi. Mulai lah gue ditanya-tanya siapa anak baru tersebut. Gue enteng aja jawabnya.

"Namanya Dan Monginsidi, cucu pahlawan nasional Wolter Monginsidi"

Hanya dalam waktu yang relatif cepat, anak baru ini bisa membaur, dan kemudian bisa menjadi bagian dari kita semua. Belakangan, waktu SMA, malah Odenk mendapat gelar baru dari kita semua yaitu "Si Daging lebih" hahahaha.

Kira-kira dua hari yang lalu, gue dapat kabar kalau teman kita Dan, yang kemudian tak menunggu waktu lama namanya sudah berubah menjadi Denk-kemudian berevolusi menjadi Odenk, telah berhasil mendapatkan gelar Doktor! Belum ada kabar detail selanjutnya, dalam bidang apa Odenk berhasil meraih gelar tersebut. Tapi cukuplah bagi kita semua untuk salut atas prestasinya itu. Heiiibbbaaattttt! Salut buat Odenk, selamat atas keberhasilan yang membanggakan tersebut. Semoga gelar akademis tersebut bisa berguna buat orang banyak, buat masyarakat!

No comments: