Monday, December 10, 2007

SIANG ITU DI GERAI PIZZA...

Penikmat pizza pasti serempak akan setuju, yang namanya fettucinni con funghi itu lezat. Nyumi! Apalagi menyantapnya dengan sebotol soft drink. Buat gue, makanan yang terbuat dari adonan tepung pilihan dan dibentuk seperti mie instan berdiameter satu sentimeter yang dihidangkan dengan mushroom dan saus krem ini memang lezat. Tapi kalo dimakan lima orang, ya sudah pasti kelezatannya jadi berkurang. Apalagi kalo yang makan orang-orang yang sengaja datang dalam keadaan perut keroncongan.

Baik Ipank, Arief, Lucky, Anto, dan Peppy sepakat, siang itu kita gak pesan fettucinni, tapi seloyang pizza. Kalo seloyang kita bisa dapat delapan piece pizza. Pilihan jatuh pada pizza rasa tuna, yang sudah dimix dengan onions, black olive, dried chilli, mozaella cheese, dan tomat. Pilihan ini cukup buat menggantikan kelezatan fettucinni. Untuk minuman, masing-masing punya pilihan. Ada yang pilih lemon tea, juice, dan air mineral.

Siang itu, kelima teman YPK ini ngadain rapat kepengurusan. Agenda yang dibahas tentang aktivitas yang akan dijalankan, rekap dana yang akan dilaporkan ke seluruh anggota, serta reuni. Tempat yang dipilih sebagai arena rapat di Izzi Pizza Menteng. Itu-tuh, pojokan jalan Kuningan, seratus meter dari halte Busway, Latuharhari.
Pemilihan Izzi Pizza lebih karena alasan discount. Bagi temans yang biasa pake CDMA, salah satunya Esia, akan mendapatkan discount 50%. Lumayan kan? Hmm..bukan maksud promosi operator CDMA itu, lho. Tolong positive thinking soal 50%-nya. Hehehe! Sebenarnya kalo kita datang Jumat malam, discount-nya lebih dahsyat, yakni sampai 75%. Tapi dengan mempertibangkan waktu pertemuan, kesibukan, serta Jumat adalah hari “macet sedunia”, jadi Ipank lebih memilih Sabtu siang sebagai hari pertemuan. Ya, beda 25% discount gak apa-apa lah.

Entah sengaja atau kebetulan, teman-teman kita ini ngambil spot di pojok kiri, di lantai dua. Kalo alasan ngambil lantai dua, karena di lantai ini para smoker bebas menghembuskan asap-asap nikotin. Kalo alasan ngambil spot pojok, gak begitu jelas, dan siapa yang memilih spot itu juga gak tahu. Namun bisa jadi di spot itu, terdapat kaca besar, yang setiap waktu bisa kita lihat keadaan lalu lintasnya, termasuk cuaca. Dan benar, kita memang langsung tahu ketika hujan gerimis dan di luar cuaca panas.

Ipank membuka rapat dengan mengutarakan keinginan untuk memberikan laporan kepada para anggota soal kas YPK. Bahwa kas YPK masih tersisa relatif banyak. Tujuan dari laporan ini adalah memberikan transparasi keuangan agar jangan ada yang curiga-mencurigai. Maklum, persoalan uang itu sensitif, Bro. Ya gak? Gara-gara uang, teman bisa jadi lawan. Apalagi transparasi ini dibutuhkan agar seluruh anggota tahu, kemana aliran dana 60 ribu perak per tahun yang dipunggut pengurus? Dipergunakan buat apa?



Namanya juga rapat serius tapi santai, so sambil ngebahas agenda, temans kita ini gak lupa menyantap pizza tuna yang masih mengeluarkan asap alias masih hangat. Baik Ipank, Lucky, Arief, Peppy, maupun Anto terlihat kelaparan. Pemantauan ini bisa dibuktikan dengan loyang pizza langsung habis dalam waktu 5 menit. Takut perut keroncongan masih menginginkan kelezatan pizza, maka kami memesan seloyang pizza lagi. Kali ini ganti bukan tuna, tapi teman-temannya tuna. Gue lupa namanya, yang pasti pesanan itu hasil rekomendasi waitress-nya.

“Pake keju lagi apa gak?” tanya Waitress berkulit hitam itu.

“Boleh lah,” jawab Anto, yang siang itu ketumpuan jadi perwakilan tukang order makanan.

“Dessert-nya gak sekalian, Pak?”

“Ya sudah, Izzi Dough Ball lah,” tambah Anto lagi. Izzi Dough Ball itu sejenis roti kecil tanpa isi, yang sudah dipanggang dengan mentega. Besarnya seperti roti unyil. Bentuknya bulat. Roti itu dihidangkan dengan mentega dan garlik yang diletakkan di pinggiran roti.

Tentu elo tahu dong kalo di Jakarta ini banyak hot spot. Nah, salah satu hot spot ada di Izzi Pizza. Mumpung bawa komputer, Ipank dan Arief ngetes hot spot itu. Walhasil, mereka bisa browsing deh! Ih, nora amat sih?! Hmmm...maaf mereka gak norak, kok. Mereka cuma mau ngasih tahu ke Anto sebagai tim publikasi, bahwa blog kita sebagainya sering di-update.

Mereka paham, Akew si pemilik sekaligus pencetus blog Labs88 ini lagi sibuk berat. Sehingga materi blog belum tentu update per minggu. Boro-boro per minggu, per dua minggu pun kadang belum up date. Nah, temans kita siang itu minta Anto buat bantuin Akew.

Sebenarnya sih Anto saat ini juga lagi sibuk di kantor barunya. Tapi namanya juga tanggung jawab sebagai salah seorang pengurus, ya dia menyanggupi. Kondisinya, update sekurang-kurangnya dua minggu sekali. Syukur-syukur bisa seminggu sekali.

“Gue juga minta bantuan dari tim lain buat nyumbang info,” pinta Anto. Maksudnya, tentu ada gak setiap pertemuan dihadiri oleh tim publikasi, baik Akew atau Anto. Nah, bagi pengurus yang hadir, bisa menyumbangkan foto atau tulisan yang langsung di-email ke Anto atau Akew untuk dibuatkan tulisan yang akan dipublikasi di blog.

Agenda berikut yang dibahas soal reuni. Mungkin banyak yang “bosan” dengan agenda reuni ini. Kok gak selesai-selesai ya ngebahas soal reuni? Gak ada agenda lain apa? Hmm...jangan tendensius begitu dong! Jangan kesal begitu ya. Ya, reuni ini juga buat kepentingan kita juga, kok.
“Reuni itu penting, tapi kita harus memikirkan konsep reuninya,” papar Anto. Sebenarnya apa yang dimaksud Anto sudah pernah dipaparkan beberapa waktu lalu, tepatnya pas selesai main futsal.

Bahwa konsep reuni kudu beda. Bahkan elemen dasarnya kudu kita pertimbangkan juga: apakah reuni penting? Jangan-jangan yang datang reuni orangnya itu-itu aja. Kalo akhirnya begitu, buat apa reuni? Buat apa ngabisin dana reuni? Apakah cuma gara-gara target 20 tahun, kita harus reuni? Pertanyaan-pertanyaan basic itu kudu dijawab. Dan siang itu, temans YPK sepakat bahwa jawabannya: reuni penting.

Sebenarnya, temans YPK sempat aproiri dengan reuni. Tentu temans masih ingat, bahwa tim publikasi sempat membuat kuestioner soal reuni. Namun, sampai detik ini, gak ada respon dari temans semua. Itu artinya, reuni benar-benar “gak dianggap”. Namun, sekali lagi, temans YPK siang itu gak ambil pusing dengan kealpaan temans merespon kuestioner. Ada gak ada respon, reuni kudu diadakan.

Adapun bulan yang ditetapkan sebagai waktu reuni adalah bulan Desember tahun 2008. Banyak pertimbangkan mengapa akhir tahun sebagai bulan reuni. Sebenarnya dasar pemikirannya adalah dari ide reuni konsep “baru”. Di tahun depan, kita harus memiliki aktivitas yang nantinya akan menunjang reuni. Bahwa tahun depan akan ditetapkan beberapa agenda kegiatan, yakni arisan, sosial, dan wisata keluarga.

“Insya Allah arisan akan dimulai bulan Januari 2008,” ungkap Peppy. Nah, buat temans yang mo tanya-tanya soal arisan, bisa langsung berhubungan dengan Peppy.

Tujuan arisan sebenarnya juga sebagai pengikat silaturahmi temans YPK. Selain fun, arisan juga bisa jadi rutinitas yang mau gak mau, ya harus mau. Maklum, teknis arisan, pengocokan pasti akan dilakukan minimal sebulan sekali. Selain itu, tempat berlangsung arisan pun nantinya akan berganti-ganti. Dengan begitu, tujuan buat pengikat silaturahmi yang reguler bisa tercapai.

Mengenai aktivitas sosial juga akan terus direncanakan. Dewi punya usul, sebaiknya kita mengadakan aktivitas pengobatan gratis, mulai dari periksa gigi, sampai sunatan masal. Adapun dokter yang akan membantu berasal dari temans YPK sendiri. Tahu dong banyak temans kita yang profesinya sebagai dokter. Masa sih temans kita ini gak mau bantu?

Terakhir soal wisata keluarga, sebenarnya merupakan “test case” (baca: uji coba) buat reuni akbar di bulan Desember 2008. Maksud? Begini, di reuni akbar, diharapkan keluarga juga terlibat. Gak cuma kita aja yang reuni. Anak-anak kita dan istri kita kudu dilibatkan. Nah, buat menghangatkan sebelum reuni, pengurus YPK coba melakukan uji coba membuat aktivitas bulanan keluarga, misalnya main paintball, jalan-jalan ke dufan, sea world, berkemah, dan lain-lain.

“Pokoknya kita gak perduli berapa keluarga yang akan hadir di tamasya,” jelas Arief. “Biar cuma dua keluarga atau tiga keluarga, yang penting aktivitas tamasya dijalankan dulu”.

Menjelang sore, datang Ade Riana bersama sang suami dan Ijam. Mereka pas banget datangnya beberapa menit setelah gerimis reda. Sebenarnya yang juga diharapkan buat datang, eh malah mendadak pergi ke Bandung. Siapa lagi kalo bukan Dina.

“Duh, gue minta maaf gak bisa datang. Salam buat teman-teman ya,” begitu isi SMS Dina, mengakui penyesalannya. Wajar dong, masa yang ngundang malah gak dateng..hehehe.

Ade menayankan kembali ke forum mengenai iuran tahunan. “Masih perlu gak sih kita iuran?” Pertanyaan ini sebenarnya cukup menggelitik kita. Kenapa? Kalo dibilang penting, ya penting. Kalo dibilang gak penting, hmmm...atas dasar apa orang itu mengetatakan gak penting.

Yang namanya sebuah organisasi kudu ada dana. Nah, dana itu tentu dipergunakan sebagai cash flow biaya operasional dari pengurus. Terus terang, dana yang dipunggut pengurus pada anggota YPK gak gede-gede amat, cuma 60 ribu per tahun. Artinya, sebulan kira-kira lima ribu perak, atau sehari gak sampe dua ribu.
“Gue sih gak masalah jumlahnya, tapi nangihnya ini perlu ngotot-ngototan,” ungkap Ade.

“Kasih gue siapa orang yang susah ditagih, biar gue yang hadapi,” jelas Arief rada emosi, tapi tetap terkontrol.

Jujur, para pengurus mengerti keberatan beberapa anggota soal iuran tahunan. Mereka - yang sulit ditaggih iuran - pasti mempertanyakan keuntungan mereka soal uang yang mereka keluarkan. Apa benefit gua ngeluarin 60 ribu? Gue dapat apa? Bagaimana pertanggungjawaban iuaran itu? Dipakai buat apa aja?

Sekali lagi, pengurus berharap para anggota mengerti, bahwa tanpa pengurus, barangkali YPK gak bisa bejalan. Bagaimana bisa berjalan jika dana organisasi nol. Soal keuntungan atau benefit, sebenarnya sudah bisa dirasakan temans semua, karena sadar atau tidak, pengurus dengan kerendahan hati, semangat tinggi, dedikasi, mengolah pikiran agar berupaya kita tetap satu. YPK menjadi organisasi yang solid, kompak, gak terkotak-kotak, sebagai ajang silaturahmi. So, pengertian serta dukungan temans sangat diperlukan.

Anto menyarankan, teknis penagihan jangan intimidatif. Perlu pendekatan persuasif agar YPK gak terkesan sebagai organisasi tempat bernaung para Debt Collector. Mereka yang sudah mengerti arti iuran tahunan, diapproach kembali. Mereka yang sudah diingatkan tapi belum juga sadar akan kewajiban membayar iuran tahunan, gak perlu dibetein. Biarlah Tuhan yang akan membalas dosa-dosanya.
“Selain teknis penagihan yang sudah dilakukan, kita juga bisa memakai cara sumbangan sukarela setiap event yang digelar,” papar Anto. Maksudnya, jika kita melakukan kegiatan, ada “kotak” yang akan diisi oleh para anggota. Mo uang yang disumbang cuma seribu, dua ribu, tapi kalo iklhas semua akan tercatat sebagai sumbangan. Begitu pula setiap makan, ada dana yang biasa diberikan buat tips, bisa diberikan ke Ade sebagai sumbangan. Intinya, semua cara yang positif bisa dilakukan.

Jam sudah menunjukan pukul tiga lewat tigapuluh menit. Beberapa orang sudah silih berganti menempati meja makan di depan kami. Mungkin Waitress juga bosan dengan tampang-tampang teman kita, yang sudah berjam-jam, belum juga cabut. Dugaan kita soal kebetean Waitress bisa jadi salah, karena sang Waitress gak keberatan memfoto kami semua. Dan kami pun sibuk pasang aksi, membetulkan rambut yang sudah acak-acakan dan posisi duduk agar gak terhalang temans lain. Cheers!

2 comments:

Anonymous said...

Hi...

Cuma mo kasih tau aja nih, Izzi Dough Ball itu appetizer, bkn dessert lho He he he ...

Klo mo dessert bs nyoba hot choco melt, tiramizu, or klo suka es cream n pisang coba banana split aja...mmmmm yummyyyyy...

Anonymous said...

Yupp..bener..gw adalah salah satu pecinta IZZI juga selain makanannya enak..juga discountnya itu loh..Makanan uenak and pas dikantong and satu lagi broadbandnya ada di semua outlet IZZI :)