Monday, April 16, 2007

Sahabat kita Bima Subingar

Ada satu hal yang gue pelajari dari sahabat kita almarhum Bima Subingar, bahwa menjadi tampan dan berpunya (dua hal yang tidak gue miliki....hehehe) tidak perlu membuat kita jadi sombong dan tinggi hati. Ini yang sangat bisa ditunjukkan oleh Bimo (demikian kita menyebut nama Bima) sampai akhir hayatnya.

Kali ini, memperingati kelahiran sahabat kita yang baik ini, gue mau menulis berbagai kisah dan pengalaman gue yang ada sangkut pautnya sama Bimo. Dari SMP sampai SMA!



Gue berteman dekat dan bersahabat dengan Bimo, baru sejak kelas 6 atau 1 SMP. Waktu TK dan SD seinget gue ngga pernah sekelas sama dia, malah sama Dina gue pernah sekelas waktu kelas 4 dan 5 SD. Jadi sama Bimo selain satu kelas, satu band bareng, Keychit Band (yang diambil dari nama gank jaman SMP) teman nongkrong bareng juga teman bolos bareng...hahaha

Waktu itu, hampir tiap hari kita ke rumah Bimo di Warung Buncit. Penyebabnya cuma satu, karena disanalah tempat kita latihan band! Biasanya berangkat kesana naik bis Mayasari Bhakti no 57 atau 300, turun di Mampang atau Blok M, terus kita lanjut naik Metromini sampe ke depan kompleksnya. Biasanya kalau latihan disana sampai jam 6 an, terus setelah magrib atau paling lambat jam 7 kita pulang. Hampir setiap hari seperti itu! Salah satu hal paling gue inget adalah suatu hari kita membawa semua alat band ke atas loteng garasinya Bimo, dan main musik disana, terinspirasi dari konser Get Backnya The Beatles yang diadakan diatas atap Apple Records!

Selain main musik di rumahnya, waktu itu kita juga sering main ke Pasar Sunan Giri (belakangan kita tahu kalau ternyata premannya bernama Nur Zulkarnaen, jadi teman waktu SMA...hahaha). Waktu itu kita sering main kesana karena nyokapnya Bimo dan Dina buka toko disana. Jadilah kita sering-sering datang, berharap dapat kue atau coklat, atau minum teh botol gratis. Selain itu, dulu kita juga sering main, nongkrong bahkan nginep di rumah Bimo di daerah Balai Pustaka (gue lupa tepatnya dijalan apa?) hahaha...kalau di rumah ini sih, mostly yang nongkrong laki-laki semua! Namanya juga cowok, masih abg, terus ada video dan tv.....hahahahaha...ketebaklah kita ngapain aja!

Waktu SMP, masa liburan adalah masa yang sangat akrab dengan Bimo. Kalau sudah mendekati liburan, biasanya kita sudah merancang untuk pergi dan menginap di Cisarua, di villa keluarga Subingar. Sehari-hari, villa yang resik dan asri ini ditempati oleh sepasang suami-istri bernama Pak Alip dan Bu Alip bersama seorang anak perempuan mereka yang kurang lebih seumuran dengan kita (gue lupa namanya!, tapi dulu kalo ngga' salah pernah ditaksir sama Njik...hahaha)

Pesertanya liburan ngga' cuma cowok-cowok saja. Maklum, biasanya Dina dan ganknya Candy Girl (anak-anak kelas B) juga ikut. Selain Dina, tentu Upik, Dewi, Dessy, Mpet, Tele adalah nama-nama yang sering menyertai liburan bersama kala itu. Biasanya sih, cowok-cowok mainnya sama cowok, cewek sama cewek. Kalau pun ada pengecualian barangkali satu dua aja, kayak Riri yang saat itu cukup sering ngumpul sama cewek-cewek. Tahu dong kenapa?...hehehe
Biasanya sih kita disana sekitar semingguan. Berangkat dari Jakarta naik mobil, atau kalo kita yang cowok-cowok kadang-kadang juga naik bis dari terminal Cililitan, jurusan Puncak atau Bandung, turun di Cisarua...gue bahkan masih inget jalan masuknya, patokannya adalah Warung Sate Ibu Cirebon! Habis itu naik ojek deh sampe ke villa! Begitu legendarisnya villa itu sampai waktu kita perpisahan SMP kelas 8 C pun kita menginap disana satu kelas.

Lulus SMP, gue masih sekelas sama Bimo, kelas 9C. Belakangan, julukannya nambah. Seiring dengan ngetopnya Film Catatan Si Boy, yang menjual sosok kaya dan tampan bernama Boy atau Mas Boy, maka tak lama kemudian julukan Bimo bertambah dengan kata Mas, di depan namanya. Mulai saat itu namanya kita baptis menjadi Mas Bim! Hahahaha....boleh juga...! Saat itu kita memang benar-benar merasa kalau sosok Mas Bim adalah representasi Mas Boy'nya angkatan kita. "Baik budi dan tidak sombong jagoan lagi pula pintar......."

Semasa SMA ini pula Mas Bim punya kegemaran baru. Otomotif. Selain memang gemar menyetir mobil, Mas Bim saat itu juga kita kenal sebagai penggagas sebuah klub otomotif yang sangat terkenal di angkatan kita, PAJ atau Pemuda Automotif Jakarta. Gue masih ingat banget saat-saat Mas Bim baru membuat dan menggagas PAJnya itu, setiap hari selama pelajaran kerjanya hanya mencoret-coret logo PAJ, mebuat desain logotype, striping dan aneka bentuk elemen visual khas otomotif lainnya. Gue sih suka bantuin aja. Walaupun gue juga ngga' pernah ikutan PAJ, selain ngga' punya mobil pribadi...hahaha....tau dong....gue udah pasti ngga diterima lah, masa ada anggota PAJ yang ngga' bisa nyetir!

Mas Bim juga seorang yang memiliki style dan gaya yang lebih advanced dibanding kita semua. Gue ingat banget, saat kita manggung di Malam Kesenian, waktu masih kelas 9, kita cuma dandan pake kemeja, dasi lurus ala Duran-Duran dan blazer, tapi lihat apa yang dikenakan mas Bim....baju tuxedo putih, dasi kupu maroon dan celana abu-abu strip putih baggy! Saat itu belum ada satupun dari kita yang pakai celana baggy, dia udah duluan! Pokoknya, kalau soal fashion, cowok yang paling updated soal tren berpakaian ya Mas Bim ini orangnya.

Memang sangat menyenangkan berteman dengannya. Sayangnya kita hanya diberi kenikmatan ini beberapa saat saja. Sampai akhirnya kita semua tahu kalau Tuhan lebih sayang pada Mas Bim yang dengan sangat cepat mengambilnya saat kita masih senang-senang dan bahagia bersahabat dengannya. Terlepas dari sosoknya yang sangat baik dan santun, ada satu hal yang unik dari Mas Bim. Walaupun punya bakat seperti Mas Boy di film, tapi selama hidupnya, yang kita tahu selama berteman satu sekolah, Mas Bim tidak pernah sekalipun memproklamirkan cintanya pada satu orang gadis di angkatan kita. Padahal kurang apa? Wajah tampan, kantong tebal. Pasti tak sulit lah mencari pacar.....Baru belakangan kita ketahui, saat jasadnya diturunkan ke liang lahat, seiring suara azan kita mendengar suara beberapa teman-teman kita, yang cewek pastinya, yang menangis sesenggukan karena kehilangan pria tampan ini. Apakah mereka termasuk para wanita yang diam-diam mengagumi dan mencintai mas Bim, entahlah. Yang jelas, tidak hanya mereka, kita semua pun sangat kehilangan saat itu.

Sebagai tanda sayang untuk sahabat kita ini, tak ada salahnya kita mendoakannya, agar ia selalu berbahagia di atas sana. Selamat ulang tahun Bim!

No comments: