Monday, July 9, 2007

Kegiatan YPK 88

Selamat pagi teman-teman semuuuaaa!

Bulan Juli ini posting Labs88 akan gue mulai dengan parade ulang tahun anak-anak Labs88, tentu yang gue punya datanya ya...

Tanggal 5 Juli kemarin, dua orang sahabat kita berulang tahun. Mereka adalah Julfery Zaldy alias Jupri dan satu lagi Nana Fitriana atau sering disebut Cipoet waktu kita sekolah.
Satu lagi yang kemarin juga ulang tahun adalah sahabat kita Satrija Sigit.

Nanti satu-persatu gue posting ya...Yang jelas, kita sampaikan dulu selamat ulang tahun buat Jupri, Nana dan Sigit! semoga sehat-sehat, baik-baik dan bahagia selalu.....

Satu hal lagi,
Kemarin Ketua YPK 88 Judi Lifa menginformasikan sebuah kegiatan teranyar dari YPK'88. Kegiatan yang bersifat sosial ini adalah kegiatan konkrit YPK'88 yang pertama, yang Insya Allah nantinya akan disusul oleh berbagai kegiatan yang tujuannya dapat membantu mereka yang membutuhkan, bahkan tidak menutup kemungkinan kegiatan YPK'88 ini pun akan bisa membantu anggota keluarga kita sendiri alumni Labs88 seandainya ada yang membutuhkan satu dan lain hal.

Kegiatan YPK'88 kali ini adalah Santunan Sosial untuk Sekolah Darurat Kartini. Acara kita kali ini dikoordinir oleh rekan kita Arti Citraresmi dan tentu saja didukung oleh Ketua YPK'88 Ipang atau Judi Lifa.

Sekolah ini adalah sebuah sekolah bagi anak tidak mampu, yang didirikan dan dikelola oleh dua orang wanita kembar bernama Ibu Rosi dan Ibu Rian. Berikut ini artikel yang gue tulis dari beberapa referensi yang gue dapat lewat internet soal Sekolah Darurat Kartini.

Sekolah Darurat Kartini

Bangunan sekolahan itu menggunakan tripleks dari kayu. Ruangan seluas 40 meter persegi itu terlihat sesak dengan sekitar 80 anak yang belajar di tiap lantai. Untuk masuk ke atas, orang dewasa harus mernbungkukkan badan karena atapnya terlalu rendah.

Sekolah petak di tengah perkampungan kumuh di bawah jembatan layang itu adalah cita cita dari kembar bersaudara, Sri Rosiati (Rosi) dan Sri Irianingsih (Rian). Mereka yang akrab dipanggil ibu kembar itu termasuk orang kaya yang masa kecilnya dikungkung dan dimanjakan orang tua. Namun, justru keadaan itulah menyebabkan ibu kembar merasa terusik dan peduli pada kehidupan yang berbeda dari mereka. Sekolah yang didirikan ibu kembar dinamai Sekolah Darurat Kartini. lbu kembar tidak pernah menamakannya sebagai yayasan ataupun sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM). Di Jakarta, "Kartini" sekarang sudah mempunyai lima "cabang", yaitu di bawah kolong jembatan Rawa Bebek, bawah jembatan Ancol, bawah jembatan Pluit, bawah jembatan Tambora, dan di pinggir rel kereta api Kampung Janis.

Semua sekolah petak tripleks itu dibangun dalam lingkungan komunitasnya, tidak terpisah dari perkampungan utama. Jumlah murid Sekolah Darurat Kartini kini mencapai ribuan murid, dari taman kanak kanak, hingga SMU. Sebentar lagi juga akan dibangun poliklinik gratis untuk masyarakat.

Tidak Sengaja

Kegiatan filantropis Rosi dan Rian di bidang pendidikan kaurn dhuafa, sebenarnya tidak sengaja. Ceritanya, sekitar delapan tahun lalu, Rosi dan Rian berdialog dengan Jamin, salah seorang warga di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Saat itu, Jamin bertugas sebagai keamanan di wilayah tersebut. Rosi dan Rian menitipkan kendaraannya yang saat itu mogok.

"Waktu itu kita ingin memberi imbalan kepada Pak Jamin, tapi ia menolak. la menyarankan agar kami memberikan bantuan kepada warga saja," kata Rosi kepada Investor Daily saat menghadiri acara amal Sampoerna Foundation akhir pekan lalu di Sekolah Darurat Kartini, Rawa Bebek, akhir pekan lalu.

Setelah melihat kondisi wilayah di bawah jembatan layang, Rosi dan Rian melihat bahwa warga di sana amat miskin. Kecuali itu, anak anak dari keluarga itu juga banyak yang tidak bersekolah. Karena itu, pasangan kembar kelahiran Februari 1950 itu sengaja membangun sarana pendidikan bagi warga perkampungan kumuh di wilayah Jakarta Utara.

Selain didasari rasa kemanusiaan sebagai seseorang yang beruntung hidup di atas garis kemiskinan, inisiatif Rosi dan Rian mendirikan sekolah darurat juga atas dasar perhatiannya terhadap masalah pendidikan di Tanah Air.

"Kita melihat banyak anak di sini tidak punya kesempatan sekolah. Bayangkan, anak usia 10 tahun ada yang sudah menjadi pelacur. Nah, kita sebagai seorang yang berada, kenapa nggak mencoba untuk memberikan kesempatan," ujar Rosi.

Rupanya, kehadiran sekolah darurat itu mendapat respons positif masyarakat sekitar. Lima Sekolah Darurat Kartini yang didirikan Ibu Kembar ini, mampu menampung banyak anak miskin. Di Rawa Bebek saja, misalnya, tak kurang dari 350 siswa bersekolah.

Aksi sosial Rosi dan Rian pantas diacungi jempol. Maklum, ibu kembar kerap menyambangi lima sekolah darurat miliknya. Bahkan, mereka pun turut mengajar. Hebatnya lagi, untuk mem¬biayai kegiatan sekolah darurat itu, ibu kembar merogoh kocek pribadinya. Setelah sekolah tersebut berstatus disamakan pada 2000, Rosi dan Rian juga memberikan penghargaan. Lima belas pengajar di sekolah darurat itu mendapat tunjangan sebesar Rp 600.000 hingga Rp 850 ribu.

Demi melengkapi kepedulian sosialnya dalam pemberdayaan manusia, duo kembar ini menerapkan peraturan khusus bagi para pengajar di lima sekolah darurat yang dibangunnya. Apa saja peraturannya?

"Sederhana. Guru di sekolah darurat harus lulusan S1. Guru di sini tidak boleh menggalang dana di luar sekolah, tidak boleh meminta uang dari murid. Selain itu, guru juga tidak boleh memberikan uang kepada murid," ujar Rian.


Naaaah......

Kalau teman-teman Labs88 semua tergerak mau berpartisipasi dalam kegiatan ini, dibawah ini adalah keterangan lengkap soal acara kita tersebut. Kapan, dimana dan bagaimana caranya kalau ingin ikutan?

Santunan dapat berupa uang atau alat-alat tulis.
Pengumpulan Dana Santunan mulai tanggal 7 s/d 27 Juli 2007
1. Uang

Transfer/setor ke Rekening Angkatan :
BCA KCP Bendungan Hilir
No Rekening : 3011431788
Judylifa & Riana Permasari
(jika memerlukan konfirmasi, dapat hub: Riana Permasari)
Atau dapat langsung diberikan kepada :
Koordinator Kegiatan : Arti Citraresmi / 0818951912
Bendahara Angkatan : Riana Permasari (Adhe) / 085697238889
2. Alat tulis

Diserahkan ke Sekretariat YPK'88:

Jl. Pulomas III no.17
Kayu Putih - Jakarta Timur 13210
Hub. : Devy Taufiq (Pepi) / 0818914400

Seluruh santunan yang terkumpul akan langsung kita serahkan kepada Pengelola Sekolah Darurat Kartini pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 28 Juli 2007
Lokasi : Sekolah Darurat Kartini, Jembatan Ancol, Jakarta Utara

Begitu teman-temansss....
Seandainya ada diantara teman-teman yang berniat membantu, bahkan jika ingin melihat langsung seperti apa Sekolah Darurat Kartini yang akan kita kunjungi, bisa dan boleh ikutan sama panitia pada saat kita berkunjung memberikan santunan hari Sabtu 28 Juli nanti.
Semoga niat baik dan ketulusan teman-teman semua bisa mendapat balasan dari Allah Yang Maha Kuasa.



No comments: